Page 91 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 91
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
Pelabuhan Modern
Ruang lingkup proyek KPBU Pelabuhan Anggrek meliputi penyediaan
dermaga untuk peti kemas yang dapat mengakomodir kapal bertambat
sebesar 30.000 DWT, general cargo untuk mengakomodir kapal sebesar 10.000
DWT. Peningkatan kapasitas dan kualias kegiatan bongkar muat barang, peti
kemas, curah, serta penyediaan dan pelayanan jasa terkait kepelabuhan.
Pengembangan pelabuhan ini perlu dilakukan karena kapasitas operasional
dermaga saat ini sudah melampaui standar kinerja pelabuhan, di mana fasilitas
yang tersedia sudah tidak memadai untuk melayani secara optimal kapal peti
kemas dan kargo ukuran besar.
Pelabuhan logistik ini akan dikembangkan dalam dua tahap dimana
tahap I berlangsung 2021-2022 dan tahap II 2031-3032. Secara total dibutuhkan
investasi Rp 1,4 triliun yang sepenuhnya ditanggung oleh investor. Dana ini akan
digunakan untuk meningkatkan kapasitas dengan membangun dermaga peti
kemas yang sanggup mengakomodir kapal dengan bobot 30.000 DWT dan
10.000 DWT untuk kapal general cargo.
Tidak sebatas itu, AGIT sebagai investor dan pengelola juga telah
menyiapkan disain strategi untuk menjadikan pelabuhan ini sebagai pelabuhan
modern, yang dilengkapi perluasan teminal, peningkatan layanan bongkar
muat barang dan peti kemas, serta curah, dan berbagai fasilitas lain seperti
peti kemas berpendingin (reefer container). Hal menarik, AGIT juga mengadopsi
konsep green port yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan sustainable
development goals (SDGs).
Produk Halal dan Potensi Budaya
Menurut Rachmat Gobel, sebagai wilayah yang tergolong 3T, Gorontalo
dituntut untuk bisa melakukan perubahan besar agar masyarakatnya tidak
tergilas arus globalisasi. Tanpa ada perubahan nyata dalam skala besar,
kondisi masyarakat menjadi rawan terhadap berbagai masalah sosial dan
ekonomi. Kondisi ini akan membuat mereka rentan terhadap berbagai hal
yang mengurangi rasa aman dan nyaman.
“Tanpa perubahan besar, potret kemiskinan akan tetap menghiasi
sebagian besar rakyat Gorontalo. Di tempa arus globalisasi yang kian deras,
kondisi ini akan membuat repot Kalpoda, Korem, Kejaksaan Tinggi, termasuk
Angkatan Laut,” katanya.
dpr .g o.id 89