Page 73 - BUKU DARI SENAYAN UNTUK INDONESIA
P. 73

dari senayan untuk indonesia

                DPR segera memetakan siapa pemegang regulasi
            dan operator dalam hal pengawasan obat dan makanan
            di Indonesia. Pemisahan diperlukan untuk mencegah

            adanya pihak yang superbody yang bisa melemahkan
            fungsi  pengawasan.  RUU  POM  didesain  seperti

            UU Ketenagakerjaan. Dalam UU Ketenagakerjaan,
            Kementerian Tenaga Kerja bertindak sebagai regulator,
            sementara Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan

            Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) selaku operator.
                Urgensi terhadap RUU POM sebagai fungsi pengawasan
            adalah pengambilalihan peran-peran badan terkait dari

            BPOM dengan pembagian peran secara berimbang.
            Dede tidak ingin BPOM mengambil peran Kementerian
            Kesehatan terkait obat yang harus melewati izin Kemenkes.

            Sebab, belum tentu setiap obat harus lewat izin Kemenkes.
            Di sinilah perlunya pembagian peran.

                Terkait dengan gimik market, BPOM diminta untuk
            tidak menggelar konferensi pers soal temuan yang hanya
            berdasarkan dugaan-dugaan terkait bahaya makanan,

            obat, kosmetik dan produk lainnya. Rilis informasi kepada
            masyarakat semestinya dilakukan saat data temuan sudah

            100  persen,  agar  tidak  ada  dugaan  yang  memengaruhi
            persepsi publik yang berpengaruh negatif terhadap suasana
            market suatu produk.







                                                                      37
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78