Page 117 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 117
BAB III
Dr. Fadli Zon, M.Sc
MENGUKUR KINERJA PARLEMEN?
terpolarisasi di Amerika Serikat (Shor dan McCarty 2011).
Polarisasi ini berkontribusi pada pertempuran anggaran
yang panjang dan keterlambatan dalam implementasi
kebijakan (Cummins 2015). Semakin jarang legislator dari
pihak yang berlawanan, berkolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama secara luas (Rapoport 2013). California
tampaknya meniru Washington, D.C. dalam penggunaan
lebih banyak prosedur parlementer dan pembuatan
kesepakatan di belakang layar dalam negosiasi anggaran.
Hal ini membuat semakin tidak jelasnya bagaimana
undang-undang dibuat (Walters 2015).
Sebuah survei pada bulan April 2015 tentang calon
pemilih California yang disponsori oleh Institute for
Advanced Technology and Public Policy, mengungkapkan
bahwa mayoritas pemilih di seluruh spektrum politik
melaporkan perlunya transparansi dan reformasi lebih
besar. Hal ini dipandang akan “membuatnya lebih mudah
untuk meminta pertanggungjawaban anggota parlemen”
(Myers 2015). Dukungan tingkat tinggi untuk reformasi
semacam itu menghasilkan pengesahan Proposition
54 pada November 2016, yang membutuhkan periode
109 DPR RI