Page 4 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 4

KATA PENGANTAR KETUA DPR RI




                                                             UATU bangsa tidak akan pernah menjadi besar apabila tidak
                                                             pernah belajar dan bercermin dari sejarah masa lalunya.
                                                             Sejarah bukan sekedar cerita masa lalu tanpa makna. Sejarah
                                                             memberikan kita cakrawala luas untuk belajar dari masa lalu
                                                 Sdan mengambil manfaat guna perbaikan dan kemajuan di masa
                                                 depan.
                                                    Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
                                                 terbitnya Buku ke-1 berjudul ‘Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen; dari
                                                 Volksraad ke Komite Nasional Indonesia Pusat”. Dengan terbitnya buku
                                                 ini, bertambah pula satu pustaka berkualitas yang membahas mengenai
                                                 sejarah lembaga perwakilan perwakilan Republik Indonesia. Ada sesuatu
                                                 yang istimewa dari buku ini, karena biasanya pembabakan awal dari sejarah
                                                 lembaga perwakilan di Indonesia bermula dari pembentukan Komite Nasional
                                                 Indonesia Pusat (KNIP) oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 dijadikan
                                                 sebagai tanggal dan hari lahir DPR RI. Walaupun memang pada masa kolonial
                                                 telah dibentuk Dewan Rakyat (Volksraad) dan beberapa putera terbaik bangsa
                                                 menjadi anggotanya.
                                                    Dalam buku ini tergambar bahwa pada kolonial telah banyak putera-
                                                 putera terbaik bangsa yang terpelajar dan memiliki nasionalisme tinggi bagi
                      Dalam buku ini             kemerdekaan bangsa dan kesejahteraan rakyatnya. Perjuangan tersebut tidak
                                                 mudah, karena lembaga perwakilan pada masa kolonial bukan benar-benar
                  tergambar bahwa                lembaga perwakilan yang demokratis dan didesain utnuk kepentingan bangsa

                 pada kolonial telah             Indonesia. Perjuangan beberapa tokoh untuk menggunakan Bahasa Indonesia
                                                 (yang sebelumnya dilarang) dalam sidang-sidang  Volksraad merupakan
                      banyak putera-             sebuah langkah pendobrak dan menjadi salah satu alat perjuangan kalangan
                                                 pro-kemerdekaan. Sejarah mencatat beberapa nama besar putera bangsa
             putera terbaik bangsa               yang menjadi anggota Volksraad, seperti Soetardjo yang dikenal dengan

                      yang terpelajar            petisinya, Muhammad Husni Thamrin, Agus Salim, Tjokroaminoto, Radjiman
                                                 Wediodipoero, dan masih banyak lagi lainnya.
                         dan memiliki               Sejarah berparlemen kemudian berlanjut pada masa pendudukan
                nasionalisme tinggi              Jepang melalui Chuo Sangi-in (Dewan Pertimbangan Pusat) sampai dengan
                                                 terbentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha  Persiapan  Kemerdekaan
                 bagi kemerdekaan                Indonesia (BPUPKI). Sidang-sidang BPUPKI inilah yang kita ketahui bersama

                           bangsa dan            melahirkan gagasan-gagasan mengenai dasar negara Pancasila dan rumusan
                                                 undang-undang dasar bagi Indonesia merdeka.
                        kesejahteraan               Pada akhirnya, saya mengucapkan selamat membaca. Semoga buku ini
                                                 bermanfaat bagi semua pihak, baik politisi, akademisi, dan masyarakat pada
                             rakyatnya.          umumnya, khususnya gerenasi muda yang akan memegang tongkat estafet
                                                 perjalanan bangsa ini ke depan. Semoga semangat demokrasi yang diwujudkan
                                                 oleh lembaga perwakilan tidak pernah padam, hingga terwujud tujuan
                                                 bernegara, terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.

                                                                                           Ketua DPR RI


                                                                                        Bambang Soesatyo




                          SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   iii
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   1   2   3   4   5   6   7   8   9