Page 349 - BUKU MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
P. 349
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOL USI
Di sisi hilir, fungsi penyangga ini harus menjamin pemasaran
bagi hasil tangkap nelayan untuk bisa mengembalikan modal
dan biaya hidup layak. Fungsi penyangga ini sangat penting
agar harga ikan tidak terlalu fluktuatif, yakni di saat paceklik
produksi tangkap harga melambung dan saat panen harga
hancur.
“Selama ketersediaan sarana produksi tidak terjamin dan
harga ikan sangat fluktuatif, maka nelayan tidak akan pernah
keluar dari kemiskinan. Potensi kemaritiman di seluruh
wilayah Indonesia tidak akan tergarap secara merata,”
katanya.
Rachmat juga menekankan, grand design kebijakan
perikanan harus jauh dari sifat top down atau penyeragaman.
Sudah saat ini, kebijakan sektor ini berbasis prinsip negara
kepulauan, sehingga kebijakan dibangun sesuai karakteristik
daerah. Sifat kepulauan adalah endemik, khas, dan pulau
yang satu tidak sama dengan pulau yang lain. Karakteristik
biofisik, ekologi, sosial budaya masyarakatnya berbeda,
sehingga manajemen yang ditetapkan tidak bisa top down.
Misalnya untuk wilayah Maluku, sebagian besar jenis
ikannya adalah ikan demersal (ikan yang hidup dan makan
di dasar laut). Dengan adanya larangan penggunaan pukat
yang bersifat nasional, nelayan terpaksa menggunakan
purse seine untuk menangkapnya dan itu tidak sesuai dan
tidak ramah lingkungan. “Jika pengelolaan sumber daya
perikanan tangkap diaplikasikan secara otonomi daerah
atau desentralisasi, maka perlu ada regional management
melalui badan pengelola wilayah untuk mendukungnya,”
ujar Rachmat. (*)
328