Page 72 - MAJALAH 164
P. 72

SELEBRITIS






               Masih Setia Menjadi



                             “Pengamen”





               Nama Lies Hartono mungkin masih terdengar asing di telinga
                Anda. Namun jika disebut Cak Lontong, ingatan Anda pasti
             langsung tertuju pada sosok satu ini.  Ya, komedian berperawakan
                tinggi besar yang memiliki sejuta jurus bersilat lidah. Kepada
                  Parlementaria, pria kelahiran Magetan, 7 Oktober 1970 ini
               mengungkapkan perasaannya “beraksi” di depan Pimpinan dan
                                        Anggota DPR RI.


                Senang dan bangga bisa berada
                di sini, di rumah rakyat,” ungkap
                Cak Lontong usai didaulat menjadi
            “juri Stand Up Comedy Kritik DPR.
            &NERK ]ERK WIGEVE OLYWYW HMKIPEV SPIL
            DPR RI dalam rangkaian perayaan HUT
            ke-73 DPR RI tahun ini.
               Lebih lanjut komedian lulusan
            Institut Teknologi Surabaya (ITS) ini
            menjelaskan bahwa dengan adanya
            ENERK WXERH YT GSQIH] 0VMXMO )57
            tersebut menjadi salah satu bukti
            keterbukaan lembaga negara ini akan
            sebuah kritik. Karena menurutnya,
            OVMXMO FYOER QIRGEVM TIVQYWYLER
            Kritik merupakan sebuah masukan
            ]ERK GYOYT TIRXMRK  EKEV FMWE XIVYW
            berbenah, memperbaiki diri untuk
            QIRGETEM XYNYER FIVWEQE ]ERK XIRXYR]E
            lebih baik lagi.
               “Ya, DPR sudah memulai
            membudayakan diri terbuka terhadap
            kritikan. Sebenarnya siapapun dan
            apapun dia, baik jabatan perorangan
            atau lembaga harus diberi kritik. Karena
            kritikan sangat diperlukan untuk
            berbenah agar lebih baik lagi,” ujarnya.  tersebut untuk sebuah
               Dengan sikap DPR RI yang demikian,   perubahan ke arah yang lebih
            QIRYVYXR]E EOER QIRNEHM GSRXSL FEKM   baik lagi. Contohnya, kritikan
            lembaga, instansi atau pejabat lainnya   ]ERK GYOYT FER]EO HMFIVMOER
            untuk berbuat serupa. Walaupun    kepada para pejabat negara
            diakuinya, ada beberapa Kementerian   saat ini dan sebenarnya
            yang juga sudah memulai langkah yang   merupakan hal klise adalah
            sama, menerima kritikan baik itu yang   tentang korupsi.
            HMYXEVEOER WIGEVE PERKWYRK  QEYTYR   “Kita atau masyarakat
            berupa sindirian alias meme.      mungkin hanya bisa
               Namun baginya, yang terpenting   memberi masukan atau
            bukan hanya menerima kritik, tapi lebih   kritik, tapi sebenarnya
            kepada bagaimana menyikapi kritikan   yang bisa membenahi


            72  PARLEMENTARIA  164 XLVIII 2018
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77