Page 5 - MAJALAH 222
P. 5
PR OL OG
Jika ditilik secara umum, dua istilah 2 juta ton per tahun antara produksi melalui operasi pasar di banyak
tersebut seakan memiliki semangat petani dan konsumsi beras oleh tempat, khususnya di sentra-sentra
yang sama dalam menjaga aspek masyarakat. pasar yang dikelola BUMD.
pangan di Indonesia. Namun, jika dikaji Artinya, jika melihat basis data
secara mendalam, ketahanan pangan tersebut, keperluan pemerintah untuk Fakta El Nino
lebih menekankan pada menjaga agar melakukan impor beras tidak benar- Di saat fakta-fakta tidak ada
bagaimana 270 juta lebih penduduk benar amat dibutuhkan. Oleh karena, urgensinya melakukan impor beras
Indonesia dapat tercukupi soal selalu ada kelebihan produksi 2 juta dengan jumlah yang signifikan itu,
pangan, yang sumbernya bisa dari ton beras lokal tersebut yang tidak pemerintah justru berdalih impor
produksi dalam negeri maupun impor. dikonsumsi oleh mayarakat. beras adalah untuk mengantisipasi
Di sini, titik tekannya hanyalah kepada Tidak Relevan CBP dari Impor kekeringan yang disebabkan krisis
masyarakat sebagai konsumen, agar Namun, pemerintah selalu berdalih iklim bernama El Nino. Data dari
bisa membeli pangan, khususnya bahwa importasi beras diupayakan Kementerian Pertanian menyebutkan
beras, dengan harga terjangkau dan sebagai Cadangan Beras Pemerintah bahwa El Nino dapat mengakibatkan
memiliki keberlimpahan stok. (CBP). Menariknya, CBP tersebut tidak kekeringan sekitar 560-870 ribu hektar.
Namun, jika menyangkut berasal dari beras lokal yang tidak Sedangkan pada tahun normal hanya
kedaulatan pangan, maka titik terkonsumsi oleh masyarakat tersebut. sekitar 200 ribu hektar. Selain itu, El
tekannya bukan pada masyarakat Melainkan, berasal dari importasi beras Nino juga berpotensi menyebabkan
saja sebagai konsumen, melainkan yang jumlahnya relatif besar di angka kebakaran lahan pertanian, gagal
juga kepada para petani sebagai 500 ribu hingga 1 juta ton tiap tahun, panen, dan meningkatkan intensitas
produsen, agar bisa lebih dihargai hasil bahkan lebih dari 2 juta ton pada 2018 serangan hama penyakit tanaman.
produksinya, meskipun hanya sebagai dan 2023 silam. Artinya, argumentasi Bahkan, Badan Metereologi,
petani garapan yang tidak memiliki bahwa CBP digunakan untuk CBP Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
sendiri sumber produksi (sawah). Di sisi dengan sendirinya tidak relevan memprediksi sebesar 50-60 persen
inilah, maka keberpihakan pemerintah dengan data-data yang disampaikan fenomena El Nino akan terjadi
mulai dari sisi hulu hingga hilir tersebut. pada semester II tahun 2023 dan
persoalan pangan menjadi dibutuhkan. Yang lebih menarik lagi, berpotensi memicu penurunan
Sebab, urusan pangan pemerintah selalu beralasan bahwa curah hujan di Indonesia. Adapun
tidak terbatas pada harga dan importasi beras adalah untuk menekan puncak musim kemarau diprediksi
keberlimpahan stok, melainkan harga beras lokal yang tinggi, terjadi pada bulan Agustus 2023.
juga menyangkut soal apresiasi khususnya saat petani alami panen Fenomena kekeringan ini akan terjadi
terhadap petani atas usahanya: raya di bulan Maret hingga Mei tiap di beberapa sentra yang selama ini
mulai dari menyerap beras petani, tahunnya. Dalih ini cukup relevan, produktif memproduksi beras. Seperti,
membeli dengan harga yang mengingat pemerintah membutuhkan di Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta,
pantas, memberikan subsidi pupuk, keseimbangan harga agar keuntungan sebagian besar Jawa Barat, sebagian
hingga melakukan inovasi teknologi yang didapatkan petani selaku besar Banten, sebagian besar pulau
peningkatan produktivitas secara lebih produsen dengan keterjangkauan Sumatera bagian selatan dan Papua
efisien. harga dari masyarakat selaku bagian selatan.
Di titik inilah maka bisa dilihat konsumen, tetap dapat terakomodasi. Meskipun demikian, fenomena El
sejauh mana keberpihakan pemerintah Namun, tingginya harga beras Nino seharusnya dapat diantisipasi
terhadap petani di dalam negeri. lokal saat panen raya itu dapat ditekan dengan baik oleh pemerintah. Komisi
Sebab, jika melihat dari sisi produksi, melalui pembelian/penyerapan IV menjelaskan salah satu antisipasi
kontribusi petani dalam menghasilkan beras oleh pemerintah. Pemerintah, terbaik adalah mempercepat
surplus beras, sudah terpenuhi. melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) masa tanam yang dilakukan oleh
Data, setidaknya lima tahun terakhir, dapat menyerap beras lokal dengan petani. Masa tanam tersebut dapat
menyebutkan bahwa produksi beras harga yang terbaik. Pasalnya, Bulog dilakukan jika memiliki pasokan air
selalu melebihi kebutuhan konsumsi adalah satu-satunya BUMN pangan yang cukup. Pasokan air yang cukup
di dalam negeri. Dengan kata lain, yang memiliki penugasan dari dapat diberikan melalui insentif
produksi beras tiap tahun selalu di pemerintah untuk menyerap beras yang diberikan kepada peternak
atas 30 juta ton, di mana konsumsi dari pemerintah, juga di sisi lain dapat ikan. Sebab, bibit ikan tersebut akan
masyarakat terhadap beras tidak melakukan importasi beras. Sehingga, dipanen di embung-embung yang
pernah melebihi angka tersebut. salah satu cara untuk menekan harga memiliki pasokan air yang berlimpah.
Sehingga, masih ada selisih rata-rata beras lokal saat panen raya adalah tim laput/mh
TH. 2023 EDISI 222 PARLEMENTARIA 5 5