Page 57 - MAJALAH 209
P. 57

SORO T AN







                 Terlebih, Indonesia merupakan   nol dua-duanya, kita nggak terima.   Larangan Ekspor
              pemain besar di industri sawit,   Di dalam (negeri) juga nanti ada   Kembali Dibuka
              untuk itu segala kebijakan terkait   orang transaksi biasa kan ada PPN
              sawit perlu mempertimbangkan     11 persen. Kita bisa hitung, tahun lalu   Merespon berbagai pro kontra
              berbagai aspek, mulai dari       penerimaan berapa, dikurangi yang   dari kebijakan larangan ekspor
              masyarakat, petani sawit, hingga   sekarang yang sudah sempat terkutip   CPO, pada 19 Mei 2022, Presiden
              pengusaha.                       Januari sampai Maret sebelum      Joko Widodo akhirnya kembali
                 “Kebijakan ekspor kelapa      pelarangan, itulah kita punya APBN   mengumumkan dibukanya kembali
              sawit perlu dikaji ulang. Nah, dikaji   akan turun dengan angka seperti itu,”   ekspor CPO dan turunannya
              ulang itu mencari solusi jangka   paparnya.                        berlaku sejak 23 Mei 2022.
              menengah, karena kita pemain        Kedua, kemungkinan munculnya   Kebijakan tersebut direspon positif
              besar di industri sawit, kita supply   pemutusan hubungan kerja (PHK)   oleh berbagai kalangan. Anggota
              dunia. Jadi kalau masyarakat bilang   di perusahaan-perusahaan di sektor   Komisi VI DPR RI Andre Rosiade
              ‘wah ini tidak pro rakyat, harga   sawit disebabkan oleh berkurangnya   memberikan dukungan penuh dan
              tinggi’. Semua dirugikan, mulai dari   produksi minyak kelapa sawit. “Kalau   mengapresiasi langkah pemerintah
              rakyat, petani sampai pengusaha,   berkelanjutan terus, PHK mungkin   Indonesia yang dinilai merupakan
              lainnya juga dirugikan, minimal   akan terjadi. Kalau kemarin misalnya   win-win solution.
                                                                                    “Kami di Komisi VI memberikan
                                                                                 dukungan penuh terhadap langkah
                                                                                 presiden, karena itu adalah
                                                                                 solusi win-win bagi pemerintah
                                                                                 untuk menyelamatkan nasib
                                                  Larangan (ekspor CPO)          petani sawit yang 16 juta orang.
                                                  jangan hanya sekedar           Pemerintah menangkap dan
                                                  larangan tanpa kita            menampung aspirasi petani sawit
                                                  mencari sesuatu yang           lalu pemerintah mengeksekusi
                                                  sistemik yang menyeluruh,      dengan mencabut larangan
                                                                                 ekspor,” ujar Andre ketika ditemui
                                                  maka ini harga nggak akan      Parlementaria.
                                                  bisa terkoreksi ke bawah.         Setelah dibukanya kembali
                                                  Jadi solusi jangka pendek      keran ekspor tersebut, Kementerian
                                                  nggak ada kalau dari           Perdagangan (Kemendag)
                                                  pandangan saya, yang ada       diharapkan tetap tegas memastikan
                                                  solusi jangka menengah         minyak goreng tersedia dengan
                                                                                 harga yang terjangkau di tengah-
                                                  dan jangka panjang.            tengah masyarakat.
                                                                                    Andre mengingatkan kepada
              OJI/PDT                            Sihar Sitorus                   pemerintah untuk tetap tegas
                                                 Anggota Komisi XI DPR RI
                                                                                 memastikan berbagai peraturan
                                                                                 yang telah diatur dapat dijalankan
                                                                                 dengan baik. Serta terus melakukan
              yang tidak terbukti melakukan    orang kerja dua shift, tiga shift, karena   konsolidasi dengan pengusaha-
              pelanggaran,” jelas politisi PDI-  sekarang 40 persen udah nggak   pengusaha sawit agar menjalankan
              Perjuangan ini.                  butuh banyak orang. Terjadilah PHK   Permentan No. 1 Tahun 2018
                 Menurut Sihar, pelarangan ekspor   sementara karena tadinya produsen ini   tentang pedoman penetapan harga
              CPO sejak akhir April 2022 tersebut jika   produksi untuk memenuhi kebutuhan   pembelian tandan buah segar (TBS)
              berlangsung dalam jangka panjang   dalam dan luar negeri, karena luar   kelapa sawit produksi pekebunan,
              akan menimbulkan berbagai resiko.   negerinya nggak ada, maka dia hanya   guna memastikan perlindungan
              Pertama, kerugian negara sebab   bekerja untuk memenuhi kebutuhan   kepada petani sawit dengan harga
              pendapatan dari ekspor terhenti.   dalam negeri. Rentetannya PHK orang   TBS yang layak.
                 “Selama ini kan kalau ekspor   akan minta bantuan pemerintah,      “Solusinya hanya satu
              ada pajak ekspor dan bea keluar,   subsidi kan, beban negara lagi, jadi   ketegasan pemerintah melawan
              berarti kalau enggak ada ekspor ini   efeknya banyak,” tegasnya.   oligarki,” tegasnya. lbia/es




                                                                            TH. 2022      EDISI 209      PARLEMENTARIA        57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62