Page 79 - MAJALAH 101
P. 79

Yang kedua sama tahun 2015 dan 2018 tapi ada
                                                               tambahannya yaitu tahun 2019, akan diserentakkan
                                                               ada pemilu legislatif,  pemilu presiden dan ada pemilu
                                                               serentak, Meskipun usulan tahun 2019 ada konsekuensi
                                                               yang signifikan terkait dengan pengurangan masa
                                                               jabatan kepala daerah.
                                                                 Yang ketiga adalah pilkada serentak dengan tahapan
                                                               2015, 2018 tanpa 2019 tapi serentaknya di tingkat
                                                               provinsi. Bedanya, kata politisi PAN ini, opsi pertama
                                                               2015 dan 2018 serentak, seluruh 279.  Opsi ketiga sama
                                                               2015 tapi dicluster provinsi. Misalnya  Jabar bersamaan,
                                                               atau Sulsel dan Sulbar atau gabungan yang terdekat
                                                               cluster. Kenapa ada formula ini karena mengacu soal
                                                               keamanan, misalnya Palopo aparat keamanan diimpor
                                                               dari daerah lain. Bisa dibayangkan kalau nanti ada banyak
                                                               daerah lalu terjadi konflik, bagaimana penanganannya.

                                                                 Disebutkan pula, pilkada serentak akan menghemat
                                                               biaya, sekarang ini sekitar 20T pemilu gubernur, bupati
            sehingga  parpol  terdorong  untuk  meningkatkan  dan walikota. Dengan pilkada serentak  bisa dihemat
            kinerjanya, agar tidak dihukum oleh pemilihnya dalam  minimal 50% atau 10T bahkan bila serentaknya secara
            pemilu.                                            nasional bisa lebih besar penghematannya.

              Bagi kader­kader parpol kesempatan untuk berkom­   Yang kedua akan munculkan fenomena baru yaitu
            petisi  juga  bertambah  sehingga  kemampuan  dan  ada semacam pemilu sela. Di negara lain, pemilu sela
            wawasannya kian bertambah.  “ Saya berharap dengan  diadakan untuk semacam koreksi bila tak puas dengan

            dis kusi ini akan ditemukan bagaimana solusi urgensi  sebuah pemerintah.
            pelak sa naan pilkada serentak ini  untuk kepentingan
            bangsa yang  lebih besar,” kata Usmawarnie menam­    “Jadi  rakyat  tak  perlu  menunggu  5  tahun,  tapi
            bahkan.                                            sinyalnya sudah bisa dikirim dalam dua kali term. Kalau
                                                               2014 pemilu,  lalu tahun 2015,  tiga bulan pertama
              Diskusi menampilkan pembicara Wakil Ketua Komisi  tidak ada perkembangan maka pada semester akhir
            II  Hakam  Naja  dan  Prof.  Ramlan  Surbakti  dengan  bisa diadakan pemilu sela. Rakyat sudah mulai diajari
            moderator Titi Anggraini. Titi mengatakan, karena  bisa memberi  sanksi atau hukuman kepada pemerintah
            diskusi  kolaboratif,  berarti  semua  masukan  atau  yang tak amanah,” jelas Hakam Naja.
            pemikiran  dalam  acara  ini  harus  dikolaborasikan
            sehingga terekstrat pemikiran yang bisa                                Ketua Umum Kaukus Perempuan
            dimanfaatkan bagi pembahasan RUU                                     Parlemen  Usmawarnie  Peter
            Pilkada.                                                             menyatakan,  penyelenggaran
                                                                                 pilkada serentak dapat menjadi
              M e n j e l a s k a n   p e r ke m b a n g a n                     suatu alternative untuk mendorong
            pembahasan RUU Pilkada, Hakam Naja                                   efe k t if it as  p em er int ahan.
            menyebutkan  bahwa  pada  tataran                                    Keserentakan  menimbulkan
            sekarang  ada  tiga  lapis  pandangan                                coattail effect, dimana kemenang­
            fraksi­fraksi terkait pilkada serentak.                              an  calon  presiden  atau  calon
            Pertama  serentak  dilakukan  secara                                 kepala daerah akan diikuti oleh
            nasional, dimana kepala daerah yang                                  kemenangan partai atau koalisi
            pilkadanya  tahun  2014  akan  ditarik                               partai  pendukung  di  DPR  atau
            menjadi tahun 2013, sehingga tahun                                   DPRD.
            2013  ada  sekitar  152  pilkada  tetapi
            sebagian masih acak.                                                   Coattail effect juga mendorong
                                                                                 terjadinya blocking politik, di satu
              Barulah nanti tahun 2015 akan ada                                  pihak terdapat pemerintah yang
            pilkada serentak nasional yang diikuti sekitar 279 daerah  didukung partai atau koalisi partai mayoritas di DPR atau
            provinsi mapun kabupaten/kota lalu tahun 2018 tahap  DPRD, sehingga pemerintahan efektif bekerja. Dilain
            kedua ada pilkada serentak nasional yang diikuti 244  pihak terdapat partai atau koalisi partai oposisi yang
            daerah provinsi/kabupaten/kota.                    terus mengontrol pemerintah sehingga pemerintah
                                                               tidak bisa berlaku semena­mena. (mp) Foto Od/Parle.


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013  79
   74   75   76   77   78   79   80