Page 31 - MAJALAH 195
P. 31
PR OFIL
etidaknya itulah yang
dialami oleh Yohanis
Fransiskus Lema, putra asli
Nusa Tenggara Timur (NTT).
S Siapa sangka jika rencana
hidupnya, mengikuti jejak Sang Ayah
menjadi seorang politisi pada akhirnya
diamini oleh takdir.
Bahkan ia pun tengah berjuang
merubah kata NTT yang kerap
diplesetkan sebagai Nasib Tidak Tentu
menjadi Nelayan Tani Ternak. Berikut
sepenggal kisah yang dipaparkannya
kepada Rahayu Setiowati dan Jaka
Nugraha dari Parlementaria baru-baru
ini.
BELAJAR POLITIK DARI SANG AYAH
Yohanis Fransiskus Lema nama Bersama delegasi BKSAP saat webinar SEAPAC 2021. Foto: Dok
lengkapnya. Namun orang-orang
memanggilnya dengan nama Ansy politik tanah air, khususnya NTT. Selain G.Plate, Politisi Partai Demokrat Benny
Lema. Dilahirkan sebagai seorang usianya yang masih kanak-kanak, Sang K Harman, dan sederet politisi handal
anak politisi senior Raymundus Lema, Ayah juga menilai masih banyak hal yang lainnya. Sekolah itu cukup banyak
membuat Ansy terbiasa dengan dunia harus dipelajari putra sulungnya tersebut. diminati oleh pemuda-pemuda NTT.
politik. Tidak hanya diajak mengikuti Sehingga selepas Ansy menamatkan Sebuah kebanggaan tersendiri bagi
berbagai pertemuan dengan para sekolahnya di SD St. Yoseph IV Ansy bisa mengenyam pendidikan di
tokoh politik di jaman orde baru, Ansy Naikoten, Kupang, sang ayah langsung sekolah tersebut.
kecil pun sering diajak menghadiri memasukannya ke SMP Pius XII Kisol Lulus SMA, Ansy memilih hijrah ke
diskusi dan kampanye. Tak heran Manggarai, NTT. ibu kota untuk menimba ilmu, juga
jika kemudian ia terbiasa kata Sebagaimana diketahui, sekolah untuk mencoba peruntungan. Dipilihlah
diplomasi dan debat. Dua hal yang berbentuk asrama itu selain Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
diakuinya dipelajari secara otodidak mengutamakan pelajaran agama, juga Universitas Nasional (Fisip-UNAS)
pada awalnya. mengedepankan pola didik yang sangat sebagai kampus tempatnya menuntut
“Ayah saya sebenarnya PNS disiplin. Hal itu secara tidak langsung ilmu sekaligus menempa kemampuan
(Pegawai Negeri Sipil) yang berdinas menerpa Ansy yang sebelumnya terbiasa ilmu politik yang didapatnya secara
di Perkebunan, NTT. Selain itu ayah dengan kehidupan kota. Sementara otodidak dari Sang Ayah.
saya aktif di organisasi KNPI (Komite saat di asrama yang notabene berada di Di Unas yang notabene ketika itu
Nasional Pemuda Indonesia) yang kita pelosok desa dan cukup jauh dari tempat dikenal sebagai salah satu kampus
ketahui berafiliasi dengan Golkar. Dulu tinggalnya itu, Ansy harus mengerjakan yang paling progresif di era orde
belum ada aturan PNS tidak boleh segala sesuatunya sendiri, plus harus baru, jiwa organisatoris Ansy muncul.
berpolitik, sehingga ayah saya aktif di mengikuti berbagai aturan yang sudah Ia bergabung ke berbagai organisasi
Golkar dengan berbagai aktivitas sosial ditetapkan oleh pihak sekolah. kemahasiswaan baik intra kampus
kemasyarakatan. Terakhir ayah saya Hal itupun yang terjadi ketika ia masuk maupun Intra Universitas, seperti Senat
menjadi anggota DPRD Provinsi NTT ke jenjang sekolah menengah atas. Ia dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI
selama tiga periode. Kondisi tersebut memilih sekolah seminari Syuradikara (PMKRI).
membuat saya terbiasa dengan kata Ende, NTT. Sekolah calon pastor itu Bahkan pria kelahiran Kupang. 27
politik. Terbiasa melihat bagaimana sangat ketat berbagai aturannya, baik Maret 1976 ini juga tercatat sebagai
orang berdiplomasi, berdiskusi. Lama kedisiplinan dan lain sebagainya. Bahkan salah satu pendiri Forum Kota (Forkot)
kelamaan membuat saya tertarik untuk tidak mudah bagi seseorang untuk bersama Adian Napitupulu dan
bisa seperti ayah saya,” ungkap Ansy. masuk ke sekolah tersebut. Masinton Pasaribu, dua koleganya yang
Ketertarikan Ansy dengan dunia politik Meski demikian, sekolah tersebut lebih dulu terjun ke politik praktis dan
tidak serta merta membuat sang ayah banyak mencetak tokoh-tokoh politik menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI
langsung menerjunkannya ke panggung ternama seperti Menkominfo Jhohnny Perjuangan.
TH. 2021 EDISI 195 PARLEMENTARIA 31