Page 69 - MAJALAH 195
P. 69

TO KO H






              menjadi-jadi. Banjir besar       dia pelihara dengan bibit pohon   kurang mengunci air tanah ketika
              menambah penderitaan panjang     beringin. “Orang-orang mengejek   musim penghujan tiba hingga
              warga yang tinggal di lereng     saya karena membawa bibit pohon   akhirnya banjir tetap melanda,
              Gunung Lawu. Tak hanya itu,      beringin ke desa, karena mereka   namun sumber air bersih juga
              lahan tandus menyebabkan petir   merasa tidak nyaman karena        tetap tidak bertambah.
              sering menyambar seakan desa itu   mereka mempercayai ada makhluk    Mbah Sadiman pun berinisiatif
              tempat terkutuk. Maka tak heran,   halus di pohon itu,” imbuh      untuk menanam Pohon Beringin
              kematian demi kematian terus     Sadiman.                          tentunya dengan seijin pihak
              menghantui hidup mereka.           Beberapa masyarakat desa        Perhutani. Karena pohon Beringin
                Namun hal itu berubah berkat   masih terpengaruh kepercayaan     dapat menyimpan dan mengunci
              Mbah Sadiman. Sejak tahun 1996,   aninimisme yang menganggap       air tanah ketika musim penghujan
              pria asal Desa Geneng, Bulukerto,   pohon beringin besar ada       tiba, sehingga sumber air bersih
              Wonogiri itu mulai menanam       penunggunya. Namun setelah        dapat terkumpul dan dapat
              pohon beringin pada bukit-bukit   hasilnya bisa dinikmati          menyukupi untuk warga di desa
              lereng Gunung Lawu yang berada   masyarakat banyak kalangan yang   Geneng yang berjumlah 340 kepala
              di sekitar tempat tinggalnya.    memberikanya apresiasi. Bahkan    keluarga.
              Berkat keteguhan hati untuk terus   Mbah Sadiman dianugerahi         Selain alasan tersebut, pohon
              konsisten dalam perjuangannya,   penghargaan oleh Badan Nasional   Beringin juga dianggap sebagian
              kini dia telah menanam puluhan   Penanggulangan Bencana (BNPB)     warga memiliki “penunggu”,
              ribu pohon di lahan seluas 100   dengan nama “Reksa Utama          sehingga masyarakat tidak berani
              hektar dan menjaga kembali       Anindha” yang artinya penjaga     untuk menebang pohon Beringin
              ketersediaan air bersih untuk    bumi yang penuh kebijakan.        yang telah Mbah Sadiman tanam.
              3.000 jiwa warga.                  Pemerintah pernah mereboisasi   Akhirnya, suhu di sekitar bukit
                Meskipun demikian, dia         bukit lereng Gunung Lawu          tersebut kini menjadi lebih sejuk
              mengisahkan di awal-awal         tersebut dengan menanam pohon     dan segar karena areal seluas
              menaman pohon, pernah dianggap   Pinus. Namun hal tersebut tidak   250 hektar telah rimbun dengan
              gila oleh sesama penduduk desa,   mencegah terjadinya banjir dan   berbagai jenis pohon yang
              karena menukar kambing yang      kekeringan, karena pohon pinus    ditanam Mbah Sadiman sejak
                                                                                 1996.
                                                                                   Selain dari BNPB,
                                                                                 menurut berita yang dilansir
                                                                                 dari goodnewsfromindonesia.
                                                                                 id pihak Bank Rakyat Indonesia
                                                                                 (BRI) pun turut mengapresiasi
                                                                                 tekad mulia Mbah Sadiman dengan
                                                                                 memberikan uang sebesar 100
                                                                                 juta rupiah. Mbah Sadiman pun
                                                                                 terharu, karena selama ini Mbah
                                                                                 Sadiman tidak pernah berharap
                                                                                 imbalan ataupun ganti rugi untuk
                                                                                 aksi tanam mandirinya.
                                                                                   Berkat usahanya, saat ini mata
                                                                                 air telah terbentuk, padahal
                                                                                 dulu merupakan tanah tandus
                                                                                 dan gersang. Sumber mata air
                                                                                 pun mengalir ke rumah-rumah
                                                                                 dan digunakan untuk mengairi
                                                                                 pertanian. “Mudah-mudahan
                                                                                 masyarakat sini bisa subur
                                                                                 makmur dan hidup bahagia dunia
                                                                                 dan akherat. Dan jangan sekali-
                                                                                 kali membakar hutan,” ujar Sang
              Sadiman berdiri di dekat pohon beringin yang ia tanam di lereng Gunung Gendol, Wonogiri. Foto: Ari SusantoRappler.jpg  kakek. l eko/es



                                                                           TH. 2019      EDISI 171      PARLEMENTARIA     69
                                                                          TH. 2021      EDISI 195      PARLEMENTARIA                        69
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74