Page 59 - MAJALAH 208
P. 59

LIPUTAN KHUSUS






                “Kami ingin tema mencakup dua
              aspek secara khusus. Pertama,
              perdagangan sebagai sarana untuk
              memfasilitasi pencapaian SDGs pada
              tahun 2030. Dan kedua, perdagangan
              sebagai sarana untuk mengintegrasikan
              Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
              (UMKM) ke dalam ekonomi yang inklusif
              dan berkelanjutan,” tegas politisi Fraksi
              Gerindra itu.
              TANTANGAN ATAS KONFLIK
              UKRAINA-RUSIA
                Deputy Director General WTO DDG
              Ellard menerangkan tantangan dunia
              semakin besar seiring adanya konflik
              antara Rusia dan Ukraina. Diperkirakan,
                                               Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon. Foto: Dok BKSAP/Prima
              konflik tersebut akan berdampak
              pada kerugian ekonomi, seperti
              krisis pangan global, distorsi ekspor,   settlement, parlemen dapat membantu   Tak hanya itu, dirinya menekankan,
              peningkatan harga energi dan bahan   mengawasi dengan memanfaatkan   fokus DPR RI tidak hanya berhenti
              makanan.                         mekanisme regular trade policy    pada pengesahan RUU EBT saja. Akan
                Menanggapi hal tersebut, Fadli Zon   reviews. Demikian, mendorong peran   tetapi juga, DPR RI juga berusaha
              menekankan Indonesia berpegang   parlemen di WTO maka hasil-hasil   agar kebijakan tersebut implementatif
              pada prinsip bebas aktif yang    negosiasi akan lebih mencerminkan   diterapkan sehingga membuka
              berlandaskan pada Undang-Undang   kebutuhan negara-negara yang     jalan terciptanya demokrasi yang
              Dasar 1945. Sehingga, pada hakikatnya,   menjadi anggota WTO.      berwawasan lingkungan.
              Indonesia bebas menentukan sikap dan                                 Segala upaya dan usaha itu
              kebijaksanaan tanpa mengikatkan diri   DEMOKRASI BERWAWASAN        tercerminkan melalui komitmen DPR
              pada satu kekuatan dunia.        LINGKUNGAN                        RI yang membentuk Green Economy
                “Kami menjelaskan posisi Indonesia   Pada kesempatan yang berbeda,   Caucus (GEC), di mana para anggota
              saat ini menghindari segala intervensi   di hari yang sama, Fadli Zon turut   di dalamnya berasal dari berbagai
              yang memperuncing situasi. Terkait   diundang menjadi pembicara dalam   komisi dan berbagai fraksi yang aktif
              MFN (Most Favoured Nation), Indonesia   diskusi virtual bertajuk “Putting   mempromosikan undang-undang hijau.
              menghimbau agar WTO fokus pada   Environmental Democracy into Practice:   Kaukus tersebut turut menjalin kerjasama
              perannya pada bidang perdagangan   What Needs to Happen?” yang     dengan berbagai pemangku kepentingan.
              dan tidak boleh ada intervensi politis,”   diselenggarakan oleh Westminster   “Kami menyadari bahwa upaya
              jelasnya.                        Foundation For Democracy (WFD) pada   kami dalam menerapkan demokrasi
                Oleh karena itu, Indonesia akan   penghujung Maret lalu.         lingkungan membutuhkan dukungan
              lebih aktif untuk berpartisipasi   Lebih lanjut, ia menjelaskan, kini DPR   multi-stakeholder termasuk dari LSM
              menyelesaikan konflik dengan     RI berupaya menciptakan tata kelola   dan komunitas internasional. Oleh
              tetap menjaga ketertiban dunia   lingkungan yang demokratis. Berfungsi   karena itu, kami menjalin kerjasama
              yang berdasarkan kemerdekaan,    pada legislasi, DPR RI sedang dalam   yang erat dengan WFD melalui berbagai
              perdamaian abadi, dan keadilan sosial.  proses finalisasi Rancangan Undang-  kegiatan,” pungkas Fadli Zon.
                Terakhir, ia berharap WTO      Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan   Terakhir, Ketua BKSAP DPR itu
              menegaskan peran parlemen sebagai   (EBT).                         menegaskan kembali bahwa demokrasi
              jembatan antar negara dunia melalui   “Dari sisi legislasi, kami sedang   berwawasan lingkungan bukan agenda
              negosiasi perdagangan di tingkat   dalam proses finalisasi RUU EBT   yang mudah. Sehingga, diperlukan
              internasional. Melalui penguatan   sebagai upaya penanganan krisis iklim.   perubahan transformatif dibanding
              peran parlemen secara signifikan akan   Kami juga telah mengadopsi Undang-  radikal, serta harus ada inisiatif dari
              membantu kerja WTO yang lebih baik.  Undang tentang Harmonisasi Peraturan   bawah ke atas sekaligus keterlibatan
                Dengan tiga pilar WTO berupa   Perpajakan untuk memasukkan pajak   publik yang didorong oleh warga
              negosiasi, pengawasan, dan dispute   karbon.” terangnya.           negara. lts/es



                                                                           TH. 2019      EDISI 171      PARLEMENTARIA     59
                                                                          TH. 2022      EDISI 208      PARLEMENTARIA                        59
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64