Page 127 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 127

konteks  perjuangan  di  Cipari,  ia  secara  langsung  mempunyai
          pengalaman  individu  turut  memperjuangkan  nasib  petani
          tersebut.  Ketika  dia  menjadi  anggota  DPR,  ia  pun  bersama
          masyarakat mengupayakan penyelesaian kasus tersebut. Anggota
          DPR  tersebut  (BS)  menjelaskan  dalam  dialog  dengan  peneliti
          sebagai berikut:
             “Beberapa  anggota  DPR  khususnya  yang  mempunyai  basis  serikat  tani
             sering  kali  menanyakan  kasus-kasus  tanah  kepada  BPN  untuk  segera
             diselesaikan, termasuk saya. Saya salah seorang yang sering menanyakan
             ke Pak Joyo soal penyelesaian kasus-kasus di Cilacap, termasuk di dalamnya
             yang di Cipari.” (Wawancara, 19/10/2018).

             Dalam sisi yang berbeda, para aktor yang berada di PT RSA
          mempunyai  pemikiran  yang  berbeda  terkait  reforma  agraria.
          Bagi  mereka,  reforma  agraria  adalah  kebijakan  yang  membuat
          mereka terpaksa menghilangkan penguasaan terhadap aset yang
          mereka kuasai. PT RSA memandang bahwa petani tidak berhak
          mendapatkan  tanah  tersebut.  PT  RSA  mempunyai  pendirian
          bahwa  merekalah  yang  mempunyai  legalitas  atas  pengelolaan
          perkebunan tersebut karena mereka mempunyai HGU.

             Salah  seorang  dari  mereka  bahkan  menganggap  bahwa
          para petani yang memperjuangkan tanah adalah musuh negara.
          Pengalaman  individunya  yang  pernah  merasakan  ketegangan
          antara tentara dan BTI pada saat orde lama membuatnya antipati
          terhadap  kebijakan  reforma  agraria.  Baginya,  PT  RSA  adalah
          penguasa  legal  terhadap  lahan  tersebut  karena  dahulu  saat
          nasionalisasi, PT Rumpun memang diberi HGU untuk mengerja-
          kan  lahan  perkebunan  itu.  Cerita  ini  seperti  yang  disampaikan
          oleh RBD (PT RSA):






        110   Kebijakan Reforma Agraria di Era Susilo Bambang Yudhoyono
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132