Page 26 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 26
seolah-olah uang masyarakat adalah miliknya. Keempat, think
strategically, act democratically. Kebijakan dan program untuk
memenuhi kepentingan publik dapat dicapai secara efektif dan
bertanggungjawab melalui upaya kolektif dan proses kolaboratif.
Kelima, recognize that accountability is not simple. Di dalam prinsip
ini, abdi masyarakat seharusnya lebih peduli pada kepentingan
publik daripada mekanisme pasar. Selain itu abdi masyarakat
juga harus memenuhi peraturan perundang-undangan, nilai-
nilai kemasyarakatan, norma politik, standar professional, dan
kepentingan warga negara. Keenam, serve rather than steer. Di
sini, sangat penting bagi abdi masyarakat untuk menggunakan
kepemimpinan yang berbasis pada nilai bersama daripada
mengontrol atau mengarahkan masyarakat kearah nilai baru.
Ketujuh, value people, not just productivity. Organisasi publik
beserta jaringannya lebih memungkinkan mencapai keberhasilan
dalam jangka panjang jika dijalankan melalui proses kolaborasi
dan kepemimpinan bersama yang didasarkanpada penghargaan
kepada semua orang.
Ideologi Althusserian
Buku ini menggunakan perspektif ideologi Althusserian.
Bila kita merujuk kesejarahan, istilah ideologi, pertama kali
dikenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy (1876). Kata
ini berasal dari bahasa Prancis idéologie yang merupakan
gabungan dari dua kata yaitu, idéo yang mengacu kepada
gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam
bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Bagi
Tracy, secara definitif ideologi berarti ilmu yang meliputi
kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Selanjutnya, terdapat banyak definisi tentang ideologi.
Mempertanyakan Reforma Agraria di Era SBY 9