Page 116 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 116
Untuk mencapai visi tersebut harus ada sinergi tiga kelompok,
yaitu wirausaha, birokrasi, dan pekerja. Sinergi tersebut mengarah
pada peningkatan daya saing global perekonomian Indonesia,
dan membutuhkan kontrak sosial baru sebagai perwujudan
komitmen bersama untuk maju. Satu dimensi penting kontrak
sosial baru adalah kepastian hukum dan kepastian usaha.
Kepastian hukum berkaitan dengan pemberian izin usaha
berupa pemberian sertipikat hak atas tanah. Sedangkan kepastian
usaha berkaitan dengan perizinan melaksanakan kegiatan usaha di
tempat tersebut seperti kemudahan pendirian, kemudahan Perizinan
Berusaha UMK-M, kemitraan dan lain-lain. Rumitnya birokrasi
terutama dalam hal perizinan membuat banyak investor enggan
untuk menanamkan modalnya dan berwirausaha di Indonesia.
Dewasa ini ramai dibicarakan mengenai Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) atau
yang lebih dikenal sebagai Omnibus Law. Implikasi dari peraturan
tersebut adalah dipangkasnya alur perizinan dalam berusaha
sehingga dapat menarik banyak investor dalam berwirausaha.
Selain itu ada faktor “Generasi Millenial” atau “Generasi
Y” yaitu orang-orang yang lahir antara tahun 1981-1995.
Kelompok ini merupakan golongan usia produktif dan sangat
besar peranannya dalam menggerakan sektor perekonomian. Di
bidang kewirausahaan pada saat ini, generasi Millenial sebagai
aktor utama dalam mewujudkan visi Indonesia 2030 yang
diharapkan dapat tercapai dalam kurun waktu 10 tahun lagi. Hal
ini dibuktikan dari Global Entrepreneurship Monitor Indonesia
Report 2015/2016 yang menunjukkan diagram klasifikasi usia
yang mampu memanajemen dan memiliki bisnis hingga usia
bisnis 42 bulan yaitu:
Generasi Milenial dan Sustainable Enterprenership Berbasis Agraria 97