Page 51 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 51
tersebut. Sehingga sengketa tanah yang seharusnya masyarakat
sendiri dapat menanggapi hal tersebut, justru menimbulkan
masalah.
Faktor kedua adalah belum adanya suatu media/wadah
tersendiri untuk melakukan konsultasi (consulting) dan pelaporan
(reporting) terhadap tanah jika terjadi suatu masalah. Realita yang
terjadi ketika masyarakat memiliki tanah, mereka kesulitan dalam
pengelolaan tanah yang dimiliki yang sesuai dengan peraturan
dalam Undang – Undang Pokok Agraria (UUPA). Masyarakat
belum memiliki media konsultasi secara tidak langsung dengan
Kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) di daerah mereka, selain mereka harus ke Kantor
ATR/BPN secara langsung.
Di samping itu sampai saat ini masyarakat pun belum memiliki
media pelaporan (reporting) ketika tanah – tanah mereka
mengalami masalah. Misalnya melaporkan ketika terdapat tanah
yang belum jelas kepemilikannya, masalah pewarisan tanah,
tumpang tindih kepemilikan tanah, tanah terlantar, ganti rugi
tanah, atau bahkan melakukan pelaporan ketika kesulitan dalam
mengurus sertifikat tanah. Masyarakat harus secara langsung
ke Kantor ATR/BPN setempat sehingga penyampaian informasi
pelaporan akan berbasis lambat.
Melihat analisis permasalahan yang di atas, maka dapat
dikatakan bahwa masalah tersebut adalah sesuatu yang
penting dan genting yang harus segera diatasi. Sehingga dengan
memanfaatkan Transformasi digital dan pemanfaatan big data,
maka kami membuat inovasi yang kami sebut dengan aplikasi
(mobile app): ARUSTAM (Ayo Urus Tanahmu) Mobile sebagai
solusi dalam menyelesaikan permasalahan pertanahan dan tata
ruang dalam pelayanan berbasis digital.
32 60 Tahun UUPA: Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif