Page 52 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 52

Permasalahan dan Kebijakan Agraria, Pertanahan, dan Tata Ruang di Indonesia     43


             2.  Akar Masalah
                     Selain  regulasi  yang  justru  menjadi  tantangan  tersendiri,  ada  pula  threat  pada
                landreform,  ketika  ketika  Pemerintah  Indonesia  ternyata  lebih  fokus  pada  pelaksanaan
                landreform  yang  bersifat  top  down  (landreform  by  grace).  Sementara itu, masyarakat  atau
                para petani penggarap (petani yang tidak memiliki tanah) justru melakukan gerakan yang
                dapat dikategorikan sebagai landreform yang bersifat bottom up atau landreform by leverage.
                     Ketika  landreform  by  leverage  telah  mendapat  perhatian,  masalah  selanjutnya  adalah

                penyelesaian  konflik  pertanahan  di  perkebunan,  agar  segera  dapat  dicapai  kesepakatan
                antara  pihak  pengelola  perkebunan  dengan  masyarakat,  mengenai  tanah  yang  akan
                diredistribusikan.  Setelah  redistribusi  tanah  selesai  dilaksanakan  dilanjutkan  dengan
                masalah berikutnya, yaitu: legalisasi asset dan access reform.

             3.  Implikasi Penyelesaian Akar Masalah
                      Bila landreform by leverage telah diutamakan, maka penyelesaian konflik pertanahan
                di perkebunan akan lebih mendapat perhatian, sehingga lebih cepat diperoleh kesepakatan
                antara  pihak  pengelola  perkebunan  dengan  masyarakat.  Hal  ini  akan  mempercepat
                redistribusi tanah, untuk kemudian dilanjutkan dengan legalisasi asset dan access reform.


             Pilihan Kebijakan
             1.  Kendala Kebijakan Saat Ini
                     Oleh  karena  landreform  by  leverage  belum  diutamakan,  maka  penyelesaian  konflik
                pertanahan di perkebunan belum mendapat perhatian yang memadai, sehingga lebih lambat
                diperoleh kesepakatan antara pihak pengelola perkebunan dengan masyarakat. Hal ini akan

                menghambat redistribusi tanah, sehingga akhirnya juga akan menghambat legalisasi asset
                dan access reform.
             2.  Pilihan Kebijakan Alternatif
                a.  Pilihan  pertama,  memberi  perhatian  yang  lebih  besar  pada  landreform  by  leverage,
                   dengan  menempatkan  penyelesaian  konflik  dan  sengketa  penguasaan  dan  pemilikan
                   tanah sebagai bagian dari program nasional reforma agraria.

                b.  Pilihan kedua, memberi perhatian yang lebih besar pada  landreform by leverage, tetapi
                   tidak menempatkan penyelesaian konflik dan sengketa penguasaan dan pemilikan tanah
                   sebagai bagian dari program nasional reforma agraria. Penyelesaian konflik dan sengketa
                   penguasaan  dan  pemilikan  tanah  dilakukan  secara  reguler  sebagai  tugas  rutin  kantor
                   pertanahan.


             Rekomendasi Kebijakan
             1.  Kebijakan Terpilih
                     Kebijakan  yang  direkomendasikan,  yaitu  memberi  perhatian  yang  lebih  besar  pada
                landreform  by  leverage,  dengan  menempatkan  penyelesaian  konflik  dan  sengketa
                penguasaan dan pemilikan tanah sebagai bagian dari program nasional reforma agraria.
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57