Page 12 - Persoalan Agraria Kontemporer: Teknologi, Pemetaan, Penilaian Tanah, dan Konflik
P. 12
orthorektifikasi. Akibatnya bidang tanah yang akan dipetakan pada base map
dari hasil ukuran lapangan/terestris yang sudah terikat dengan titik dasar
teknik sering disesuaikan lagi posisinya di atas peta foto. Untuk itu
diperlukan peta baik peta foto atau peta garis yang akan difungsikan sebagai
base map dalam Geo-KKP Web yang murah dan mudah pengadaannya,
memiliki ketelitian yang baik, serta resolusi spasialnya tinggi sehingga
memungkinkan dibuat peta skala besar.
Peta foto hasil pengukuran dan pemetaan secara fotogrametri
menggunakan moda UAV/drone menjadi solusi. Pengukuran dan pemetaan
metode fotogramteri dengan moda UAV/drone dapat dilakukan dengan
cepat, murah, memiliki resolusi spasial dan ketelitian yang tinggi untuk
wilayah yang tidak terlalu luas. Maka untuk itu perlu dilakukan penelitian
peta foto hasil pemetaan fotogrametri menggunakan moda UAV/drone
dengan proses direct georeferencing dan indirec georeferencing serta
membandingkan hasil pemetaan fotogrametri tersebut dengan base map
Geo-KKP Web di Kantor Pertanahan Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa
Timur.
B. Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Fotogrametri
Menggunakan Drone/UAV
1. Perencanaan Area of Interst (AOI) Penelitian dan Perencanaan
Pemotretan
Sebelum pelaksanaan pemetaan fotogrametri, terlebih dahulu
dilakukan perencanaan lokasi yang akan dipetakan secara
fotogrametri. Perencanaan lokasi pemotretan dilakukan di atas peta
yang diunduh dari google map. Dengan memperhatikan wilayah kerja
maka dibuat desain Area of Interest (AOI) pada google map, seperti
yang terlihat pada Gambar 1. Pengunaan tanah lokasi yang akan
dipotret adalah tanah pertanian. Berdasarkan desain AOI sementara
yang merujuk dari google map, diperoleh luasan AOI adalah 832.500
2
m atau 83.25 hektare.
Gambar 1. Rencana Area of Interst Lokasi yang akan Dipetakan
3