Page 112 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 112

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 Jadi,  persepsi  yang  dapat  ditangkap  adalah  redistribusi  sebagai   cita-cita.  Karena  lamanya  perjuangan  tersebut,  moment  RA  di-
 sarana memberikan akses kepada masyarakat secara merata, bukan   anggap  satu-satunya  kesempatan  untuk  memperoleh  hak  yang
 berdasarkan keadilan dan berorientasi pada kesejahteraan.  diperjuangkan.
 Pendapat  lain  yang  berkenaan  dengan  kuantitas  adalah   Baru  kali  ini  perjuangan-perjuangan  yang  dilakukan  oleh
 pendapat ketika persoalan siapa yang paling berhak memperoleh   kalangan  bawah  selaras  dengan  kebijakan  di  tingkat  atas.  Pada
 tanah-tanah  redistribusi.  Ketika  Kantah  Kabupaten  Cilacap   dasarnya sasaran kebijakan RA tidak pada penyelesaian sengketa
 meyodor kan kriteria subyek penerima tanah redistribusi bukan saja   dan konflik. Sasaran kebijakan diperluas karena konflik sengketa
 penggarap  langsung,    tetapi  juga  kelompok  masyarakat,  maka   tanah sejak orde reformasi berjalan bermunculan. Sebetulnya tidak
 organisasi  tani  menyodorkan  tiga  kelompok  penerima  manfaat,   ada kesesuaian antara keinginan aktor arus bawah dengan sasaran

 yakni: penggarap riil, kelompok fakta sejarah, dan kelompok per-  implementasi  kebijakan  secara  keseluruhan.  Akan  tetapi,  karena
 juangan. Hal ini ditangkap sebagai ada kemungkinan pihak-pihak   keinginan  arus  bawah  ini  terjadi  di  banyak  tempat  dan  memiliki
 lain yang dapat memperoleh tanah redistribusi. Pihak kecamatan   implikasi  publik  yang  cukup  luas,  maka  kepentingan  ini menjadi
 dan Pemda Cilacap sangat menyetujui perluasan kriteria penerima   mudah untuk memperoleh pengakomodasian.
 tanah dan Pemda berpendapat lebih banyak yang dapat menikmati   Kondisi ini dipersepsikan oleh aktor arus bawah sebagai sebuah
 tanah  pembagian  ini  akan  lebih  baik.  Sebaliknya  dengan  pemda   kesempatan  yang  tidak  akan  datang  dua  kali.  Perjuangan  yang
 adalah  pihak  kecamatan.  Pihak  kecamatan  memandang  bahwa   sudah  digelar  sejak  lama,  saat  implementasi  kebijakan  RA,  para

 kelompok fakta sejarah, mungkin karena kekurang informasi yang   aktor yang memperjuangkannya menjadi memiliki kesadaran yang
 dimiliki, bukan merupakan kelompok prioritas. Akan tetapi persepsi   lebih tinggi terutama di kalangan aktor lain (negara). Implementasi
 tentang  kuantitas  yang  harus  didahulukan  dibandingkan  dengan   kebijakan  menjadi  momentum  untuk  mendesakkan  kepentingan
 kualitas  memang  mendominasi  dalam  persoalan  ini.  Ini  diamini   aktor yang sudah sejak lama eksis. Di sisi aktor negara, kepentingan
 oleh  Kepala  Bagian  Agraria  bahwa  sepanjang  itu  memenuhi   aktor di arus bawah ini menjadi penyelamat bagi sasaran implemen-
 kriterium yang ditentukan, tentu jumlah lebih banyak akan menjadi   tasi  yang  mulai  dirasakan  terlalu  berat  untuk  dilaksanakan.  Jadi
 lebih berarti bagi kesejahteraan lebih banyak orang.  ada hubungan mutual antara dua kepentingan ini.
                   Bidang-bidang  tanah  yang  telah  berhasil  menjadi  hak  milik
 2.  Persepsi Masyarakat: Penghargaan Atas Perjuangan  tentunya  bukan  hasil  dari  upaya  ‘gratisan’.  Usaha-usaha  untuk

 Perjuangan memperoleh hak atas tanah garapan sudah dilaku-  mencapai hal tersebut harus pula dihargai. Oleh karenanya bidang-
 kan melalui waktu yang panjang. Suara pesimis para petani serta   bidang tanah yang dibagikan harus pula disisihkan untuk kebutuhan
 para  ‘pergerakan’  kadang-kadang  timbul.  Pada  saat-saat  krusial   operasional. Sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
 men jelang  pembagian  hak  terlaksana,  kata-kata  untuk  menye-  bidang tanah harus ditutup dengan bidang tanah yang diperoleh.
 mangati agar perjuangan tidak pupus adalah “jika tidak sekarang….  Untuk  ini  mereka  mengistilahkannya  dengan  ‘penghargaan  atas
 kapan  lagi”.  Ini  artinya  mereka  mempercayai  bahwa  kagiatan   perjuangan’, meskipun pada akhirnya redistribusi tanah yang ada
 memperjuangkan  hak  atas  tanah  adalah  suatu  yang  sangat  sulit.   adalah bagi-bagi tanah yang diupayakan secara merata.

 Pengalaman  menunjukkan  perlu  puluhan  tahun  untuk  tercapai

 110                                                                          111
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117