Page 117 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 117

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            wilayah  HGU  miliknya.  Pertentangan  klaim  tersebut  sudah  ber-                           PDI-P).  Kemudian,  gaung  besar  ini  sanggup  pula  mengundang
            langsung lama. Masyarakat mulai memperjuangkan hak atas tanah-                                petinggi  BPN  (Joyo  Wonoto)  untuk  hadir  di  tempat  perjuangan.
            nya tercatat sejak tahun 1984 (Rahmawati, 1999).                                              Dan kemudian, efektifitas pengorganisasin masyarakat yang paling
                Yang  dilakukan  masyarakat  adalah  menduduki,  memasang                                 optimal adalah berhasilnya menggiring program RA, program per-
            patok-patok  tanda  batas,  dan  menggarap  tanah  yang  diduduki                             ubahan struktur penguasan dan pemilikan tanah yang diusung BPN
            tersebut. Disamping itu, warga juga memperjuangkan hak miliknya                               ke daerah tempat perjuangan dan berhasil mensertifikatkan tanah
            tersebut dengan membentuk kelompok-kelompok warga. Kelompok                                   lebih dari 5.000 sertifikat.
            ini dikenal dengan kelompok tani lokal (OTL). Kelompok tani lokal                                 Pengorganisasian  petani,  baik  oleh  petani  maupun  dengan
            pertama yang berdiri adalah Kelompok Tani Korban Ciseru-Carui.                                sokongan NGO ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

            Perjuangan  yang  dilakukan  kelompok  tani  lokal  ini  disamping                            perjuangan menuntut hak. Dalam hal ini strategi yaang dimainkan
            berjuang  secara  informal,  ia  juga  berjuang  secara  formal  melalui                      oleh  kalangan  NGO  adalah  perjuangan  menuntut  hak  melalui
            pengajuan surat gugatan atau keberatan-keberatan kepada pihak-                                pengorganisasian masyarakat petani.
            pihak terkait.
                Yang  menarik  disini  adalah  cara  warga  masyarakat  memper-                           3.  Strategi Petani Menuntut Hak
            juang kan haknya. Masyarakat, karena merasa tidak berdaya, selain                                 Agregasi  kepentingan  atau  perjuangan  kepentingan  melalui
            berjuang sendiri-sendiri, melalui pemasangan patok, juga berjuang                             agenda  perjuangan  untuk  mendapatkan  hak,  sesungguhnya  me-

            bersama-sama,  melalui  demonstrasi-demonstrasi.  Kemudian,                                   rupa kan embrio gerakan menuntut implementasi reforma agraria
            peng organisasian  ini  semakin  hari  semakin  berkembang.  Atas                             di Cipari, yang kemudian membuka masuknya berbagai kepentingan.
            bantuan lembaga swadaya masyarakat dari luar, OTL-OTL ini ber-                                Agenda  perjuangan  tersebut  mendapatkan  momentum  pada  saat
            gabung membentuk organisasi yang lebih mapan dan lebih besar.                                 munculnya euforia reformasi di berbagai wilayah di Indonesia.
            Dalam konteks ini, yang patut dicatat adalah bahwa warga memiliki                                 Bergulirnya reformasi (tahun 1998) ternyata berdampak pada
            persoalan  bersama  yang  harus  diselesaikan  bersama.  Cara  yang                           tumbuhnya keberanian masyarakat tani di Cipari untuk menuntut
            dilakukan adalah dengan mengorganisasikan diri.                                               kembali hak atas tanahnya. Momentum utama munculnya gerakan
                Hasil dari pengorganisasi diri ini terbukti efektif karena ternyata                       tani adalah konflik antara PT. JA Wattie dengan petani yang meng-
            berhasil  mengundang  organisasi  masyarakat  yang  sudah  lebih                              atasnamakan  sebagai  Kelompok  Tani  Korban  Ciseru  dan  Cipari

            besar, yakni Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Lembaga                                  (Ketan Banci). Pada tahun 1999 Ketan Banci menuntut pelepasan
            Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU                                     45  ha  tanah  perkebunan  PT.  Jiawati  dan  berhasil  direalisasikan
            Kabupaten  Cilacap,  serta  berhasil  membangun  organisasi  petani                           seluas  11,5  ha.  Momentum  inilah  yang  menguatkan  kembali
            yang lebih besar dan mapan dengan nama Serikat Tani Merdeka                                   semangat  petani  untuk  kembali  bergerak  menuntut  tanah  yang
            (SeTAM).  Kemudian  dengan  bertambah  besarnya  organisasi  ter-                             dikuasai PT. RSA.
            sebut menambah besar pula gaung persoalan yang diperjuangkan.                                     Berkenaan  dengan  perjuangan  petani  untuk  merebut  tanah
            Ini  mengundang  para  politisi  untuk  turut  ambil  bagian  dalam                           yang  dikuasai  perkebunan,  khususnya  PT.  Rumpun  Sari  Antan

            perjuangan  organisasi  (hadirnya  Budiman  Soejatmiko,  tokoh                                (RSA) mempunyai sejarah yang cukup panjang. Pada tahun 1950-

            116                                                                                                                                                         117
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122