Page 118 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 118
PPPM - STPN Yogyakarta Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat
wilayah HGU miliknya. Pertentangan klaim tersebut sudah ber- PDI-P). Kemudian, gaung besar ini sanggup pula mengundang
langsung lama. Masyarakat mulai memperjuangkan hak atas tanah- petinggi BPN (Joyo Wonoto) untuk hadir di tempat perjuangan.
nya tercatat sejak tahun 1984 (Rahmawati, 1999). Dan kemudian, efektifitas pengorganisasin masyarakat yang paling
Yang dilakukan masyarakat adalah menduduki, memasang optimal adalah berhasilnya menggiring program RA, program per-
patok-patok tanda batas, dan menggarap tanah yang diduduki ubahan struktur penguasan dan pemilikan tanah yang diusung BPN
tersebut. Disamping itu, warga juga memperjuangkan hak miliknya ke daerah tempat perjuangan dan berhasil mensertifikatkan tanah
tersebut dengan membentuk kelompok-kelompok warga. Kelompok lebih dari 5.000 sertifikat.
ini dikenal dengan kelompok tani lokal (OTL). Kelompok tani lokal Pengorganisasian petani, baik oleh petani maupun dengan
pertama yang berdiri adalah Kelompok Tani Korban Ciseru-Carui. sokongan NGO ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjuangan yang dilakukan kelompok tani lokal ini disamping perjuangan menuntut hak. Dalam hal ini strategi yaang dimainkan
berjuang secara informal, ia juga berjuang secara formal melalui oleh kalangan NGO adalah perjuangan menuntut hak melalui
pengajuan surat gugatan atau keberatan-keberatan kepada pihak- pengorganisasian masyarakat petani.
pihak terkait.
Yang menarik disini adalah cara warga masyarakat memper- 3. Strategi Petani Menuntut Hak
juang kan haknya. Masyarakat, karena merasa tidak berdaya, selain Agregasi kepentingan atau perjuangan kepentingan melalui
berjuang sendiri-sendiri, melalui pemasangan patok, juga berjuang agenda perjuangan untuk mendapatkan hak, sesungguhnya me-
bersama-sama, melalui demonstrasi-demonstrasi. Kemudian, rupa kan embrio gerakan menuntut implementasi reforma agraria
peng organisasian ini semakin hari semakin berkembang. Atas di Cipari, yang kemudian membuka masuknya berbagai kepentingan.
bantuan lembaga swadaya masyarakat dari luar, OTL-OTL ini ber- Agenda perjuangan tersebut mendapatkan momentum pada saat
gabung membentuk organisasi yang lebih mapan dan lebih besar. munculnya euforia reformasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam konteks ini, yang patut dicatat adalah bahwa warga memiliki Bergulirnya reformasi (tahun 1998) ternyata berdampak pada
persoalan bersama yang harus diselesaikan bersama. Cara yang tumbuhnya keberanian masyarakat tani di Cipari untuk menuntut
dilakukan adalah dengan mengorganisasikan diri. kembali hak atas tanahnya. Momentum utama munculnya gerakan
Hasil dari pengorganisasi diri ini terbukti efektif karena ternyata tani adalah konflik antara PT. JA Wattie dengan petani yang meng-
berhasil mengundang organisasi masyarakat yang sudah lebih atasnamakan sebagai Kelompok Tani Korban Ciseru dan Cipari
besar, yakni Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Lembaga (Ketan Banci). Pada tahun 1999 Ketan Banci menuntut pelepasan
Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU 45 ha tanah perkebunan PT. Jiawati dan berhasil direalisasikan
Kabupaten Cilacap, serta berhasil membangun organisasi petani seluas 11,5 ha. Momentum inilah yang menguatkan kembali
yang lebih besar dan mapan dengan nama Serikat Tani Merdeka semangat petani untuk kembali bergerak menuntut tanah yang
(SeTAM). Kemudian dengan bertambah besarnya organisasi ter- dikuasai PT. RSA.
sebut menambah besar pula gaung persoalan yang diperjuangkan. Berkenaan dengan perjuangan petani untuk merebut tanah
Ini mengundang para politisi untuk turut ambil bagian dalam yang dikuasai perkebunan, khususnya PT. Rumpun Sari Antan
perjuangan organisasi (hadirnya Budiman Soejatmiko, tokoh (RSA) mempunyai sejarah yang cukup panjang. Pada tahun 1950-
116 117