Page 153 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 153

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            pendapat dan/atau persepsi antara warga atau kelompok masyarakat                              jumlah  orang  yang  menempati  posisi  dan  meraih  sumber  itu.
            atau  warga  kelompok  masyarakat  mengenai  status  penguasaan                               Munculnya suatu konflik dapat juga dikarenakan adanya perbedaan
            dan/atau  kepemilikan  dan/atau  status  penggunaan  atau                                     atau ketidaksaman persepsi, pandangan, kepentingan, pengertian
            pemanfaatan atas bidang tanah tertentu oleh pihak tertentu atau                               atau pemahaman terhadap suatu masalah atau hal tertentu.
            status  keputusan  tata  usaha  negara  menyangkut  penguasaan,                                   Konflik  pertanahan  diawali  dengan  munculnya  perbedaan
            pemilikan  dan  penggunaan  atau  pemanfaatan  atas  bidang  tanah                            persepsi  diantara  stakeholders,  yaitu  Pertama,  hubungan  antara
            tertentu  serta  mengandung  aspek  politik,  ekonomi  dan  sosial                            masyarakat lokal dengan tanah adalah kompleks, karena tanah bagi
            budaya.                                                                                       masyarakat local tidak hanya memilki nilai ekonomi yang sangat
                Untuk  mengakhiri  pembahasan  mengenai  isitilah  konflik,                               berarti, tetapi juga mempunyai makna sosial (berfungsi mengikat

            dengan penulis berikan contoh sebagai berikut : “Konflik vertikal                             solidaritas  segenap  anggota  masyarakat  sehingga  membentuk
            antara  dengan  Negara  atau  rakyat  dengan  pemilik  modal  yang                            sebuah  tatanan  sosial)  dan  kultural.  Tanah  adalah  bagian  dari
            didukung  oleh  Negara”  Dalam  hal  ini  Negara  berperan  sebagai                           hidup,  sekaligus  kehidupan  itu  sendiri.  Manusia  dan  tanah  tidak
            penyedia  sarana  dan  prasarana  yang  diperlukan  pemilik  modal                            dapat dipisahkan. Setiap kegiatan yang merubah atau memisahkan
            dalam mengembangkan usahanya terutama berupa tanah,  dan ber-                                 hubungan manusia dengan tanah dapat menggangu, bahkan malah
            tindak  cepat  untuk  meminimalkan  segala  hambatan  yang  meng-                             merusak tatanan sosial; Kedua, hubungan antara pengusaha dengan
            halang-halangi  pemilik  modal  membuka  usahanya  di  Indonesia.                             tanah, mereka menempatkan tanah dan isinya sebagai modal usaha

            Sumber  utama  konflik  vertikal  tersebut  dipicu  oleh  terjadinya                          yang harus dimanfaatkan secara optimal, meskipun tetap memper-
            perebutan sumber daya alam baik berupa hutan, tambang maupun                                  hatikan efisiensi. Prinsip yang diterapkan adalah kemauan pasar,
            tanah pertanian, antara rakyat dengan pemilik modal negara.                                   sesuai  permintaan  dan  penawaran.  Ketiga,persepsi  pemerintah
                Dalam  kaitannya  dengan  penyebab  terjadinya  konflik,  Dean                            yang berpedoman pada konstitusi Negara, yang menyatakan bahwa
            G.Pruitt dan Jeffrey Z.Rubin (2009: 27 ) menyebutkan adanya tiga                              tanah adalah dikuasai Negara. Tanah dianggap sebagai bagian dari
            determinan  penyebab  konflik  yaitu:  tingkat  aspirasi  suatu  pihak,                       fasilitas umum dan milik publik. Luas tanah tetap, sehingga ketika
            persepsi satu pihak atas pihak lain dan tidak ditemukannya alternatif                         dalam masyarakat terjadi perluasan berarti pula terjadi penyempitan
            yang bersifat integratif.                                                                     penguasaan tanah bagi orang atau kelompok tertentu. Oleh karena
                Sementara itu Wirawan, (2010: 8) menyatakan bahwa dalam                                   itu pemerintah mempunyai kewenangan untuk melakukan control

            masyarakat,  manusia  selalu  mengalami    keterbatasan  sumber-                              terhadap  penggunaan  tanah.  Dengan  demikian  Nampak  bahwa
            sumber  yang  diperlukannya  untuk  mendukung  kehidupannya.                                  persepsi tentang tanah yang berkembang di kalangan masyarakat
            Keter batasan  itu  menimbulkan  terjadinya  kompetisi  di  antara                            lokal, pengusaha dan pemerintah adalah berbeda-beda.
            manusia  untuk  mendapatkan  sumber  yang  diperlukannya  dan
            dalam hal ini sering kali menimbulkan konflik.
                Sumber-sumber  penyebab  terjadinya  konflik  dapat  juga  di-
            karena kan  kelangkaan  posisi  dan  sumber-sumber  (resources)

            bahwa  posisi  dan  sumber  yang  tersedia  tidak  seimbang  dengan

            152                                                                                                                                                         153
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158