Page 154 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 154

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 pendapat dan/atau persepsi antara warga atau kelompok masyarakat   jumlah  orang  yang  menempati  posisi  dan  meraih  sumber  itu.
 atau  warga  kelompok  masyarakat  mengenai  status  penguasaan   Munculnya suatu konflik dapat juga dikarenakan adanya perbedaan
 dan/atau  kepemilikan  dan/atau  status  penggunaan  atau   atau ketidaksaman persepsi, pandangan, kepentingan, pengertian
 pemanfaatan atas bidang tanah tertentu oleh pihak tertentu atau   atau pemahaman terhadap suatu masalah atau hal tertentu.
 status  keputusan  tata  usaha  negara  menyangkut  penguasaan,   Konflik  pertanahan  diawali  dengan  munculnya  perbedaan
 pemilikan  dan  penggunaan  atau  pemanfaatan  atas  bidang  tanah   persepsi  diantara  stakeholders,  yaitu  Pertama,  hubungan  antara
 tertentu  serta  mengandung  aspek  politik,  ekonomi  dan  sosial   masyarakat lokal dengan tanah adalah kompleks, karena tanah bagi
 budaya.       masyarakat local tidak hanya memilki nilai ekonomi yang sangat
 Untuk  mengakhiri  pembahasan  mengenai  isitilah  konflik,   berarti, tetapi juga mempunyai makna sosial (berfungsi mengikat

 dengan penulis berikan contoh sebagai berikut : “Konflik vertikal   solidaritas  segenap  anggota  masyarakat  sehingga  membentuk
 antara  dengan  Negara  atau  rakyat  dengan  pemilik  modal  yang   sebuah  tatanan  sosial)  dan  kultural.  Tanah  adalah  bagian  dari
 didukung  oleh  Negara”  Dalam  hal  ini  Negara  berperan  sebagai   hidup,  sekaligus  kehidupan  itu  sendiri.  Manusia  dan  tanah  tidak
 penyedia  sarana  dan  prasarana  yang  diperlukan  pemilik  modal   dapat dipisahkan. Setiap kegiatan yang merubah atau memisahkan
 dalam mengembangkan usahanya terutama berupa tanah,  dan ber-  hubungan manusia dengan tanah dapat menggangu, bahkan malah
 tindak  cepat  untuk  meminimalkan  segala  hambatan  yang  meng-  merusak tatanan sosial; Kedua, hubungan antara pengusaha dengan
 halang-halangi  pemilik  modal  membuka  usahanya  di  Indonesia.   tanah, mereka menempatkan tanah dan isinya sebagai modal usaha

 Sumber  utama  konflik  vertikal  tersebut  dipicu  oleh  terjadinya   yang harus dimanfaatkan secara optimal, meskipun tetap memper-
 perebutan sumber daya alam baik berupa hutan, tambang maupun   hatikan efisiensi. Prinsip yang diterapkan adalah kemauan pasar,
 tanah pertanian, antara rakyat dengan pemilik modal negara.   sesuai  permintaan  dan  penawaran.  Ketiga,persepsi  pemerintah
 Dalam  kaitannya  dengan  penyebab  terjadinya  konflik,  Dean   yang berpedoman pada konstitusi Negara, yang menyatakan bahwa
 G.Pruitt dan Jeffrey Z.Rubin (2009: 27 ) menyebutkan adanya tiga   tanah adalah dikuasai Negara. Tanah dianggap sebagai bagian dari
 determinan  penyebab  konflik  yaitu:  tingkat  aspirasi  suatu  pihak,   fasilitas umum dan milik publik. Luas tanah tetap, sehingga ketika
 persepsi satu pihak atas pihak lain dan tidak ditemukannya alternatif   dalam masyarakat terjadi perluasan berarti pula terjadi penyempitan
 yang bersifat integratif.         penguasaan tanah bagi orang atau kelompok tertentu. Oleh karena
 Sementara itu Wirawan, (2010: 8) menyatakan bahwa dalam   itu pemerintah mempunyai kewenangan untuk melakukan control

 masyarakat,  manusia  selalu  mengalami    keterbatasan  sumber-  terhadap  penggunaan  tanah.  Dengan  demikian  Nampak  bahwa
 sumber  yang  diperlukannya  untuk  mendukung  kehidupannya.   persepsi tentang tanah yang berkembang di kalangan masyarakat
 Keter batasan  itu  menimbulkan  terjadinya  kompetisi  di  antara   lokal, pengusaha dan pemerintah adalah berbeda-beda.
 manusia  untuk  mendapatkan  sumber  yang  diperlukannya  dan
 dalam hal ini sering kali menimbulkan konflik.
 Sumber-sumber  penyebab  terjadinya  konflik  dapat  juga  di-
 karena kan  kelangkaan  posisi  dan  sumber-sumber  (resources)

 bahwa  posisi  dan  sumber  yang  tersedia  tidak  seimbang  dengan

 152                                                                         153
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159