Page 234 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 234

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 daerah  bertentangan  dengan  kepentingan  umum  dan/atau  per-  (BPHTB) diatur dalam bab XII mulai pasal 57 sampai dengan pasal
 aturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Menteri Keuangan   65, dalam peraturan daerah ini didefinisikan antara lain :
 merekomendasikan  pembatalan  peraturan  daerah  dimaksud
                   “Wajib  pajak  adalah  orang  pribadi  atau  Badan,  meliputi  pembayar
 kepada presiden melalui menteri dalam negeri”.
                   pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
 Dalam konteks perpajakan, pajak daerah berperan penting di   dan  kewajiban  perpajakan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan
 dalam  penyelenggaraan  otonomi  daerah.  Hal  ini  sejalan  dengan   perundang-undangan perpajakan daerah. Dasar pengenaan BPHTB
 pendapat Kaho (1998), yang menyatakan bahwa ciri daerah otonom   adalah nilai perolehan objek pajak bisa beruap nilai transaksi ataupun
                   nilai pasar dengan besar pajak sebesar 5 % dari nilai perolehan objek
 salah  satunya  adalah  mempunyai  kemampuan  self  supporting  di
                   pajak,  sedangkan  objek  pajak  tidak  kena  pajak  ditetapkan  sebesar
 bidang keuangan sehingga faktor keuangan yang di antaranya digali   60.000.000 untuk setiap wajib pajak.”
 dari  sektor  pajak  harus  memberikan  pengaruh  terhadap
 penyelenggara an  otonomi  daerah.  Faktor  keuangan  ini  menjadi   C.  Prosedur Pemungutan BPHTB di Kantor
 salah  satu  indikator  tingkat  kemampuan  daerah  dalam   Pertanahan
 penyelenggara an  otonominya..  Keberhasilan  penyelenggaraan
 otonomi  daerah  salah  satunya  dipengaruhi  oleh  cukup  tidaknya   Prosedur  pemungutan  BPHTB  yang  dilaksanakan  di  Kantor
 kemampuan  daerah  tersebut  dalam  bidang  keuangan  yang  salah   Pertanahan, dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah atau
 satunya ditunjang dari sektor pajak.  PPAT dan dilakukan setelah pihak yang bersangkutan (penjual dan

 Dengan  terbitnya  Undang-undang  Nomor  28  Tahun  2009   pembeli  proses  jual  beli  atau  ahli  waris)  datang  menghadap  di
 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tentunya akan semakin   hadapan PPAT. Setelah para pihak menghadap di hadapan Pejabat
 mudah bagi daerah untuk menggali potensi pajak yang ada serta   Pembuat Akta Tanah, proses pemungutan BPTB itu dimulai dengan
 mempunyai payung hukum yang lebih kuat. Hal ini termasuk aturan   pengakuan  para  pihak  tentang  besarnya  harga  yang  disepakati
 mengenai  tata  cara  pemungutan  pajak  daerah  yang  di  dalam   tentang suatu obyek yang dijadikan dasar perjanjian. Setelah men-
 undang-undang  tersebut  diatur  pada  pasal  96.  Aturan-aturan   dengar  besarnya  transaksi  harga  yang  disepakati,  PPAT  mem-
 tersebut antara lain: pemungutan pajak tidak boleh diborongkan;   bandingkan  atau  melihat  di  dalam  tabel  Nilai  Jual  Objek  Pajak
 setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan   (NJOP)  yang  telah  diterbitkan  oleh  DPKKAD.  Dengan  mengacu
 surat  ketetapan  pajak  atau  dibayar  sendiri  oleh  wajib  pajak  ber-  pada nilai dari NJOP yang telah ada, pejabat pembuat akta tanah

 dasarkan peraturan perundang-undangan, serta tata cara pengenaan   dapat melihat apakah nilai transaksi yang telah dilakukan oleh para
 pajak.        pihak  (penjual  dan  pembeli)  lebih  tinggi  atau  lebih  rendah  dari
 Dengan kewenangan yang ada pada daerah setelah berlakunya   NJOP.  Berdasarkan  pengakuan  dari  pembali  tersebut,  PPAT
 undang-undang  tersebut  di  atas,  daerah  Kabupaten  Magelang   menuang kan dalam akta.
 dalam  hal  ini,  menerbitkan  Peraturan  Daerah  (Perda),  yaitu   Alur prosedur pemungutan BPHTB yang dilakukan selama ini
 Peraturan  Daerah  Kabupaten  Magelang  Nomor  13  Tahun  2010   adalah Penetapan BPHTB yang mengacu pada UU Nomor 28 Tahun
 tentang Pajak Daerah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan   2009 terhadap pelaksanaan pelayanan pendaftaran pertama kali di
               Kabupaten  Magelang.    Penetapan  BPHTB,  dikerjakan  oleh  PPAT


 232                                                                         233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239