Page 60 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 60

menata kehidupan dan menegakkan tertib di dalamnya. 83

                Dari uraian-uraian mengenai kepastian hukum di atas, maka kepastian
            dapat mengandung beberapa arti, yakni adanya kejelasan, tidak menimbulkan
            multitafsir, tidak menimbulkan kontradiktif, dan dapat dilaksanakan. Hukum
            harus berlaku tegas di dalam masyarakat, mengandung keterbukaan sehingga
            siapapun dapat memahami makna atas suatu ketentuan hukum. Hukum yang
            satu dengan yang lain tidak boleh kontradiktif sehingga tidak menjadi sumber
            keraguan. Kepastian hukum menjadi perangkat hukum suatu negara yang
            mengandung kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir, tidak menimbulkan
            kontradiktif, serta dapat dilaksanakan, yang mampu menjamin hak dan
            kewajiban setiap warga negara sesuai dengan budaya masyarakat yang ada. 84


            E.  Tinjauan tentang Hukum Adat

            1.  Konsep Tanah dalam Hukum Adat
            Tanah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam hukum adat, karena
            merupakan satu-satunya benda kekayaan yang meskipun mengalami keadaan
            yang bagaimanapun akan tetap dalam keadaan semula, dan kadang-kadang
            menjadi lebih menguntungkan dipandang dari segi ekonomis, misalnya
            : sebidang tanah itu dibakar, di atasnya dijatuhkan bom-bom, tentu tanah
            tersebut tidak akan lenyap, setelah api padam ataupun setelah pemboman
            selesai sebidang tanah tersebut akan muncul kembali, tetap berwujud tanah
            semula. Kalau dilanda banjir misalnya, setelah airnya surut, tanah muncul
            kembali sebagai sebidang tanah dengan tingkat kesuburan yang lebih. 85
                Kecuali itu adalah suatu kenyataan bahwa tanah merupakan tempat
            tinggal keluarga dan masyarakat, memberikan penghidupan, merupakan



                83   Soetandyo  Wignjosoebroto,  Terwujudnya  Peradilan  Yang  Independen  Dengan
            Hakim  Profesional  Yang  Tidak  Memihak,  Sebuah  risalah  ringkas,dimaksudkan  untruk
            rujukan ceramah dan diskusitentang“Kriteria dan Pengertian Hakim Dalam Perspektif
            Filosofis, Sosiologis dan  Yuridis”yang diselenggarakan dalam rangka Seminar Nasional
            bertema “Problem Pengawasan Penegakan Hukum di Indonesia”diselenggarakan olehKomisi
            Yudisial dan PBNU-LPBHNUdi Jakarta 8 September 2006.
                84   Ibid, Soetandyo Wignjosoebroto
                85   Bushar Muhammad, Pokok-pokok Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 2004,
            hal. 103.


                                            43
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65