Page 39 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 39

24  Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras
                 di Kabupaten Sukoharjo


             tanaman pangan, produktivitas lahan sawah, jarak lokasi ke pusat
             pertumbuhan  ekonomi  dan  kawasan  industri  berpengaruh  nyata
             terhadap  terjadinya perubahan penggunaan  lahan  sawah  menjadi
             non sawah.

                 Menurut  Irawan  (2005)  apabila  suatu  wilayah diamati
             pada  beberapa waktu  tertentu,  maka akan dijumpai  perubahan
             penggunaan lahan. Perubahan  penggunaan lahan  dapat bersifat
             musiman  dan  permanen.  Perubahan  penggunaan  lahan  bersifat
             musiman yaitu apabila dalam waktu satu  tahun  terjadi  lebih dari
             satu kali  perubahan  penggunaan lahan  yang  disebabkan karena
             penyesuaian  faktor musim (musiman). Perubahan  penggunaan
             lahan musiman biasanya  terjadi  pada lahan  pertanian  tanaman
             pangan  atau  disebut  juga  rotasi  tanaman.  Sebagai  contoh  lahan
             sawah pada musim penghujan digunakan untuk tanaman padi sawah
             dan pada  musim  kemarau untuk  tanaman palawija.  Perubahan
             penggunaan lahan musiman ini tidak hanya karena faktor musim
             saja,  tetapi  kehendak manusia juga akan menentukan  perubahan
             penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan bersifat permanen
             yaitu apabila  perubahan  penggunaan  lahan dalam  periode waktu
             relatif lama. Perubahan  penggunaan lahan  permanen ini  dapat
             juga  disebabkan  karena  faktor  perubahan  alam,  atau  karena
             faktor  kehendak  manusianya  sendiri. Sebagai  contoh  perubahan
             penggunaan lahan pada lereng gunung berapi, karena banyak terjadi
             letusan mengakibatkan banyak meterial mengalir ke bagian lereng
             dan bila daerah tersebut tetap dihuni akan terjadi bencana, maka
             daerah tersebut kemudian dijadikan daerah hutan sebagai pengaman
             daerah-daerah bawahnya, sehingga daerah hutan baru tersebut telah
             mengalami perubahan penggunaan lahan yang bersifat permanen.
                 Perubahan penggunaan  lahan pertanian  ke  non pertanian
             menjadi perhatian semua pihak secara holistik dan komprehensif,
             karena  dipengaruhi  oleh berbagai  faktor baik langsung maupun
             tidak langsung. Beberapa  faktor  yang  dimaksud  merupakan
             tumpuan dengan dimensi cukup  luas, yakni  lingkungan  fisik dan
             non fisik termasuk pemangku kepentingan (stakeholders) segenap
             lapisan masyarakat yang berhubungan secara nyata dan tidak nyata
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44