Page 44 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 44

Bab I Pendahuluan   29



             mementingkan  sektoral,  dan tidak terintegrasi  dengan tujuan
             penggunaan lahan.

                 Keadaan tersebut mengakibatkan kebijakan penggunaan lahan
             menjadi tidak efektif karena tidak mengikutkan dinamika beberapa
             faktor yang mempengaruhinya. Seperti pembangunan infrastruktur
             irigasi  yang  lambat  dan  melemahnya  sistem produksi  pertanian.
             Hal  ini  berdampak pada respon petani untuk  menjual  sawahnya
             dan berpindah ke  profesi lainnya. Sisi lain,  tidak  ada  antisipasi
             pada  perkembangan  daerah  perkotaan.  Dalam  hal  ini urbanisasi
             terjadi  secara cepat dan  tidak disertai  dengan  penggunaan  lahan
             yang  terencana.  Akibatnya dapat diduga,  lahan-lahan  sawah di
             zona transisi menjadi sasaran berbagai kepetingan. (Farvacque dan
             McAuslan, 1992).

                 Menurut Nuryati (1995), masalah yang timbul akibat perubahan
             penggunaan  lahan  sawah  ke  penggunaan  non  sawah  adalah
             terancamnya  swasembada beras. Di  samping  itu,  perubahan
             penggunaan lahan  sawah ini mempunyai  opportunity cost  yang
             sangat besar, di antaranya adalah penurunan produksi pangan lokal
             atau nasional secara  tidak langsung akan mengurangi, kontribusi
             sektor  pertanian dalam  PDRB,  penurunan  laju daya  serap  tenaga
             kerja  sektor  pertanian,  tidak bermanfaatnya investasi irigasi  dan
             dampak terhadap lingkungan dan sosial budaya masyarakat.
                 Menurut Sibolak (1995), pengalihan (perubahan) penggunaan
             lahan ke  penggunaan lain,  secara  otomatis mengubah besaran
             maupun jenis manfaat yang dapat diterima dari penggunaan lahan
             tersebut. Kerugian akibat perubahan lahan sawah terutama adalah
             hilangnya “peluang” memproduksi hasil pertanian di lahan sawah
             yang besarnya berbanding lurus dengan luas lahan yang berubah.
             Kerugiannya antara lain penurunan produksi pertanian dan nilainya,
             pendapatan usahatani, kesempatan kerja pada kegiatan usahatani,
             kehilangan manfaat investasi dari perubahan lahan. Perkembangan
             penduduk  berhubungan  langsung dengan  perkembangan wilayah
             khususnya daerah perkotaan yang cenderung mengarah ke daerah
             pinggiran  kota dan akanmenyebabkan  kebutuhan  lahan di  area
             pinggiran kota  cenderung  meningkat. Perubahan  penggunaan
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49