Page 7 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 7
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
Buku yang ada di hadapan pembaca saat ini bercerita
tentang corak kehidupan sebuah desa berkaitan dengan
pengelolaan sumberdaya agraria tanah. Makna penting
tanah bagi petani sekali lagi digambarkan dengan jelas.
Segalanya berawal dari pengelolaan bidang-bidang
tanah. Pengaturan buruh kuli, buruhan, kulian baku,
tanah kulian, jual beli, pewarisan, tukar menukar tanah
garapan, sewa menyewa, membeli tegakan pohon tidak
luput dari perhatian masyarakat. Pengelolaan bidang-
bidang tanah di Ngandagan ini dilakukan agar struktur
agraria menjadi lebih adil, tidak timpang. Pengelolaan
semacam ini dilakukan oleh elit desa. Mengapa ini dapat
terjadi? Nampaknya, berlangsungnya landreform seperti
ini lebih banyak berada pada faktor Soemotirto. Soemo-
tirto digambarkan di sini sebagai sosok yang begitu kuat
sehingga keberanian mengatur hidup masyarakat desa
seperti itu dapat berjalan. Bahwa kebijakan yang diambil
Soemotirto tidak seratus persen diamini oleh masyarakat
Ngandagan. Pada beberapa bagian, penolakan dan keti-
daksetujuan terhadap kebijakan yang diambil dipapar-
kan pula. Akan tetapi kebijakan tersebut tetap dapat berja-
lan. Ini tidak menyiratkan yang lain lagi selain daya kepe-
mimpinan yang kuat.
Selain kepemimpinan yang kuat, visi agraria milik
Soemotirto juga berpengaruh terhadap bentuk-bentuk
pengelolaan bidang-bidang tanah pertanian yang ada
pada masa itu. Ini tampak pada perubahan-perubahan
vi