Page 5 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 5
Kata Pengantar
Dengan dukungan pendanaan dari Samdhana Institute dan Climate and Land Use Alliance (CLUA), Sajogyo Institute
memulai studi “Proses-proses Kebijakan dan Konsekuensi dari Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI)” pada pertengahan 2013 Di dalam studi ini, kami mengungkap kondisi-kondisi yang mendorong
lahirnya MP3EI, dan konsekuensi langsung maupun tidak langsung dari pembangunan situs-situs produksi komoditas
global yang diletakkan di bawah naungan MP3EI. Studi ini dipandu oleh dua peneliti utama, yaitu Noer Fauzi Rachman,
PhD dan Mia Siscawati, PhD.
Satu kata kunci baru yang diperkenalkan oleh MP3EI ini adalah “konektivitas”. Dalam halaman 39 dari buku MP3EI ini
dinyatakan bahwa konektivitas ini ditempuh dalam rangka “mempersiapkan diri mencapai target integrasi bidang logistik
ASEAN pada tahun 2013 dan integrasi pasar tunggal ASEAN tahun 2015, sedangkan dalam konteks global WTO perlu
mempersiapkan diri menghadapi integrasi pasar bebas global tahun 2020.” Studi ini didorong oleh keperluan memahami
bagaimana integrasi tersebut direkayasa menjadi master plan pembangunan ekonomi Indonesia, bagaimana pula cara
kerja pemerintah Indonesia diubah agar master plan ini bisa berjalan, dan di atas krisis sosial-ekologis macam apakah
proyek-proyek yang dinaungi MP3EI ini berada.
Pada perkembangannya, studi ini bertolak dari tiga pertanyaan kunci:
a) Mengapa MP3EI dibuat dan mengapa sekarang? Pertanyaan ini berupaya memeriksa kondisi-kondisi
yang memunculkan MP3EI. Kami fokus pada dinamika lembaga-lembaga internasional yang menopang
terbentuknya rancang-bangun atau kerangka proyek-proyek pembangunan, yang memperkenalkan
beberapa kata kunci baru, termasuk “koridor ekonomi”, “konektivitas”, “pembangunan infrastruktur”,
dan “kawasan perhatian investasi”. Secara khusus kami memeriksa paradima yang menjadi rujukan
paradigmatik MP3EI, yakni “Comprehensive Asia Development Plan” (CADP) yang dikeluarkan oleh
Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA).
b) Bagaimana rejim penguasa mengubah tata organisasi dan fungsi pemerintah ketika MP3EI dijadikan
haluan? Pertanyaan ini secara khusus berupaya untuk memeriksa bagaimana fungsi-fungsi khusus
pemerintah, baik dalam mengerahkan birokrasi, membuat regulasi hingga alokasi budget Negara,
diubah oleh rejim penguasa pemerintahan untuk membuat MP3EI berjalan.
c) Di atas krisis sosial-ekologis macam apakah proyek-proyek yang dinaungi MP3EI itu berada, dan apa
akibatnya? Dalam melakukan studi lapangan mengenai bagaimana krisis-krisis sosial-ekologis
berlangsung di beberapa tempat di Indonesia, kami bekerja bersama sejumlah lembaga/individu. Di
antaranya, mengenai hilirisasi sawit di Sumatera Utara dan masalah perburuhan sawit, dikerjakan oleh
Tim Hutan Rakyat Institute, yang terdiri dari Saurlin Siagian, Kartika Manurung, dan Zidane Sitorus.
Studi mengenai masalah kawasan industri di Bekasi dilakukan oleh Lembaga Informasi Perburuhan
Sedane, yang dikerjakan oleh Bambang T. Dahana, Abu Mufakhir, dan Syarif Arifin. Studi mengenai