Page 54 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 54

44     MP3EI: Master Plan Percepatan dan Perluasan
               Krisis Sosial-Ekologis Indonesia



                                   Akhir

                                   Meskipun desain pembangunan dan naskah MP3EI dibuat oleh rejim SBY, tetapi pada dasarnya terdapat beragam situasi
                                   yang mendorong lahirnya desain pembangunan itu. Dapat dikatakan bahwa CADP merupakan ibu kandung MP3EI. Situasi
                                   yang paling utama adalah munculnya krisis kapital, utamanya krisis kapital 2008, dan mulai bergesernya pusat produksi dan
                                   akumulasi dunia dari Amerika Serikat dan Eropa menjadi terdorong ke wilayah-wilayah baru seperti Asia Timur dan Asia
                                   Tenggara. Pendeknya, baik desain pembangunan CADP maupun MP3EI adalah suatu upaya untuk merestorasi kapital dari
                                   krisis, agar korporasi-korporasi raksasa tetap dapat memperluas wilayahnya dan memperbesar keuntungannya. Seluruh
                                   cerita desain induk pembangunan Asia dan Indonesia ini pada dasarnya diinspirasi dari praktik korporasi multinasional
                                   dalam menjalankan jaringan produksi internasional. Dengan demikian, CADP dan MP3EI mesti dipahami sebagai bagian dari
                                   upaya dan desakan para pemilik korporasi raksasa melalui lembaga-lembaga pendukungnya agar praktik koorporasi dapat
                                   menjadi kerangka pembangunan negara. Bukan hanya satu negara. Melainkan negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara.

                                   Dengan mendorong desain induk pembangunan di Asia, maka kapital kembali dapat terserap dan bekerja. Dengan membuka
                                   ruang-ruang baru baik untuk industri ekstraktif maupun manufaktur di setiap jengkal wilayah Asia Tenggara, itu berarti
                                   kapital kembali mengalir; keuntungan dapat diraih lagi. Begitu juga dengan membangun berbagai macam infrastruktur, maka
                                   krisis kapital dapat dihindari dan hambatan geografis dari kapital untuk mempercepat terciptanya akumulasi keuntungan
                                   dapat terealisasi oleh kecepatan waktu yang semakin dipersempit dan diperpendek.

                                   Kerangka pikir CADP dan MP3EI sebenarnya merupakan suatu upaya untuk memecahkan krisis kapital melalui dua
                                   mekanisme: “pembukaan ruang-ruang baru untuk industri” dan “penghilangan hambatan ruang yang ditempuh melalui
                                   pembangunan infrastruktur agar waktu untuk realisasi keuntungan semakin cepat”. Melalui dua mekanisme inilah, dalam
                                   asumsi CADP dan MP3EI, akan tercipta “spatial equilibrium” atau keseimbangan spasial yang umumnya ditandai oleh
                                   pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Melalui dua mekanisme itu pulalah istilah “percepatan dan perluasan” dalam MP3EI
                                   berasal. Perluasan berarti memperluas, menyebar dan memperbanyak ruang-ruang untuk kepentingan bisnis; sedangkan
                                   percepatan berarti mempercepat dan memperpendek waktu agar realisasi keuntungan bagi para pebisnis semakin cepat.
                                   Karena itu, istilah “perluasan dan percepatan” MP3EI mesti dibaca dengan kalimat perintah yang lain: Perluas ruang untuk
                                   mengakumulasi laba! Percepat keuntungan!


                                   Bukannya menghasilkan suatu keseimbangan ekonomi pada ruang tertentu, pada dasarnya, kapital malah menghasilkan
                                   penghancuran kreatif. Sebagai sistem produksi yang khusus, kapital memberi tempat hidup dan insentif bagi semua yang
                                   efisien, dan menghukum mati atau membiarkan mati hal-hal yang tidak sanggup menyesuaikan diri dengannya. Selanjutnya,
                                   di atas apa-apa yang telah dihancurleburkan itulah dibangun sesuatu yang baru, yang dapat lebih menjamin
                                   keberlangsungan akumulasi keuntungan.

                                   Kehadiran kapital selalu melahirkan kontradiksi. Ia melahirkan kemakmuran dan keberlimpahan di satu sisi, tetapi juga
                                   menciptakan pemiskinan dan kesengsaraan sosial-ekologis di sisi lain. Dalam setiap aliran akumulasi kapital, selalu
                                   terdapat berbagai kontradiksi, di antaranya: Pertama, sebagai syarat hidupnya, kapital beroperasi melalui dua transformasi,
                                   dimana “alat subsistensi sosial dan produksi diubah menjadi kapital, dan produsen langsung diubah menjadi tenaga kerja
                                   upahan” (Marx 1976). Untuk mendirikan perkebunan skala besar, pabrik atau kawasan industri, para kapitalis dengan
                                   beragam cara harus dan mesti membuat orang terpisah dari tanah dan ruang hidupnya, baik melalui perampasan tanah
                                   secara langsung maupun melalui transaksi. Dan para kapitalis juga mesti mengubah produsen langsung seperti petani,
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59