Page 85 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 85

66    Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            masih membuka ruang yang cukup bagi adanya hubungan
            “komersil”  dengan  pihak luar, kelompok  seperti ini bisa
            dijumpai, umpamanya pada komunitas Kasepuhan Banten
            Kidul  dan Suku Naga, kedua-duanya berada di Jawa Barat.
                                                               93
                Ketiga, entitas masyarakat adat yang hidup tergantung
            dari alam (hutan, sungai, gunung, laut, dan lain-lain), dan
            mengembangkan sistem  pengelolaan sumberdaya  alam

            yang  unik, tetapi tidak  mengembangka  adat  yang  ketat
            untuk perumahan maupun pemilihan jenis tanaman jika
            dibandingkan dengan masyarakat pada kelompok pertama
            dan kedua tadi. Komunitas masyarakat adat yang tergolong
            dalam tipologi ini, antara lain Dayak Penan di Kalimantan,
            Pakava dan Lindu di Sulawesi Tengah, Dani dan Deponsoro
            di Papua Barat, Krui di Lampung, dan Haruku di Maluku.
                                                               94
                Keempat,  entitas  masyarakat adat  yang  sudah
            tercerabut dari tatanan pengelolaan sumberdaya alam yang
            “asli” sebagai akibat dari penjajahan yang  telah berkembang
            ratusan  tahun. Masuk dalam kategori ini adalah Melayu
            Deli di Sumatera Utara dan Betawi di Jabotabek. 95

                Realitas seperti pengelompokkan tipologi masyarakat
            adat  tersebut,  sampai  sekarang juga masih banyak
            dijumpai di berbagai wilayah di Sulawesi Tengah. Misalnya,
            Taa  Wana,  Daa, Kahumamaun, Mansama,  Laudje,  Tajio,



            93  ibid.

            94  ibid.
            95  ibid.
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90