Page 163 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 163

irigasi  dilakukan  melalui proyek pengembangan  sistem  irigasi
            teknis, setengah  teknis,  dan sederhana  untuk  lahan  persawahan.
            Pembangunan juga dilakukan dalam pengembangan pertanian lahan
            basah yang saat ini sedang diusahakan melalui mina padi. Jaringan
            irigasi Van der Wijck dan Selokan Mataram yang selama ini menjadi
            irigasi  primer akan  tetap dilakukan  pemeliharaan dan  penjagaan
            secara intens agar fungsinya tetap berjalan bagi kepentingan sektor
            pertanian. Pembangunan  embung juga  dilakukan  untuk menjaga
            suplai  air  tercukupi  saat musim kemarau  tiba  yang biasanya  debit
            air pada sungai dan irigasi mulai berkurang. Jumlah embung saat ini
            sebanyak 30  buah  dan  direncanakan  akan bertambah  sebanyak 15
            buah untuk 10-20 tahun mendatang atau minimal 1 embung setiap
            tahunnya.


            F.  Tipologi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian melalui
                Kerangka Kerja DPSIR dan Analisis Spasial
                Kerangka kerja DPSIR dapat memberikan tipologi berbagai faktor
            dalam  pengendalian alih  fungsi  lahan  sesuai  karakteristik wilayah
            melalui wawancara, analisis, dan observasi.  Identifikasi dimulai
            mengetahui faktor penyebab terjadinya alih fungsi  lahan pertanian
            di  Kabupaten Sleman  yaitu jumlah  penduduk,  perkembangan
            desa perdesaan  menjadi  desa perkotaan,  perluasan  kawasan APY,
            perkembangan sektor  pariwisata, serta  peningkatan  kebutuhan
            lahan  dan bangunan  perguruan  tinggi. Faktor  penyebab menjadi
            sangat  cepat melakukan  perubahan  fungsi  lahan karena  didukung
            adanya faktor tekanan yaitu inkonsistensi pemberian perizinan untuk
            alih fungsi lahan pertanian, jaringan infrastruktur yang merata dan
            memadai,  serta  pesona  keindahan alam  yang  dimiliki  Kabupaten
            Sleman.

                Berbagai faktor  dari  faktor  penyebab  dan faktor  tekanan
            menunjukkan kondisi saat ini di Kabupaten Sleman telah terjadinya
            perubahan  alih  fungsi  lahan  pertanian menjadi  lahan  terbangun,
            transaksi jual beli  yang meningkat,  penurunan  produktivitas
            pertanian, penurunan  NTP, penggunaan  tanah  yang  tidak  sesuai
            dengan  regulasi  keruangan,  dan  inkonsistensi  antara  regulasi


            132   Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
                  Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168