Page 106 - Pemikiran Agraria Bulaksumur, Telaah Awal Atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo, Masri Singarimbun dan Mubyarto
P. 106
Pemikiran Masri Singarimbun
yang paling utama adalah pada program pengendalian populasi.
Dalam konteks studi agraria menjadi relevan mengkaji
pemikiran Masri, setidaknya di dasarkan pada beberapa alasan.
Pertama, melalui riset yang dilakukanya dengan Penny pada akhir
tahun 60-an hingga awal 70-an, problem kemiskinan diangkat ke
permukaan menjadi persoalan yang harus dilihat dan diperhatikan
oleh masyarakat luas, kaum akademisi, dan khususnya pengambil
kebijakan. Program pengurangan tingkat fertilitas melalui KB yang
gencar digulirkan Orde Baru tidak dapat dilepaskan dari perbaikan
kondisi kesejehteraan rakyat khususnya di pedesaan. Pengurangan
fertilitas hanya salah satu jalan yang keberhasilanya juga ditentukan
oleh faktor-faktor lain seperti pembukaan lapangan kerja, perbaikan
kesehatan, akses pendidikan yang terjangkau, ketersediaan lahan
pertanian, ketahanan pangan, dan juga perbaikan infrastruktur
dasar. Keberhasilan program penurunan fertilitas tidak bisa hanya
diukur dengan terpenuhinya target-target angka statistik, tetapi
juga perlu melihat ukuran-ukuran kualitatif pada tingkat
kesejahteraan rakyat.
Kedua, meskipun Masri tidak melihat land reform sebagai jalan
keluar yang meyakinkan atas kondisi kemiskinan di pedesaan
Jawa, tetapi ia dengan meyakinkan menjelaskan bagaimana erat-
nya kaitan antara kondisi over populasi dengan menyempitnya
lahan pertanian sebagai kondisi-kondisi yang paling memung-
kinkan bagi munculnya problem kemiskinan itu. Artinya, secara
tidak eksplisit dapat dipahami bahwa program land reform
sekalipun, setidaknya dalam pemikiran Masri, tidak dapat tidak
harus pula memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi over
populasi yang bisa menjadi bom waktu dan kapan saja siap
membuat luas tanah garapan menjadi semakin menyempit ketika
jumlah penduduk melebihi kapasitas lahan untuk dapat menam-
87