Page 27 - BUKU PEDOMAN PENGGUNAAN HERBAL&SK DALAM MENGHADAPI COVID-19 DI INDONESIA
P. 27

dan     pada    umumnya      menggunakan
                      pembanding  zat  atau  senyawa  yang  telah
                      diketahui  efeknya  untuk  melihat  validitas
                      metode uji yang digunakan.
                   c)  Uji Toksisitas
                      Ekstrak  atau  fraksi  yang  telah  diuji  dan
                      ditetapkan aktif dengan dosis yang jelas harus
                      dipastikan  aman  yaitu  dengan  melakukan  uji
                      toksisitas pada hewan coba. Uji toksisitas ini
                      berupa  uji  toksisitas  akut,  disertai  uji
                      subkronik  atau  kronik  tergantung  lama
                      penggunaannya  pada  manusia.  Badan  POM
                      telah  memiliki  Pedoman  Uji  Toksisitas  Pada
                      Hewan  yang  dapat  dijadikan  acuan  dalam
                      pelaksanaan  uji  toksisitas  sediaan  yang
                      dikembangkan.

                 3)  Standardisasi
                   Ekstrak  atau  fraksi  yang  telah  diuji  aktivitas
                   farmakodinamik  maupun  toksisitasnya  harus
                   diketahui spesifikasinya, yaitu dengan melakukan
                   standardisasi,  terutama    penetapan  kadar
                   kandungan kimia aktif jika sudah diketahui. Jika
                   belum  maka  dapat  digunakan  marker  senyawa
                   yang  dikandungnya  atau  dengan  melakukan
                   penetapan kadar total golongan kandungan kimia

                                                             18
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32