Page 90 - KIMIA SMA KELAS XI BERBASIS PjBl
P. 90

Kesetimbangan dan kelarutan berdasarkan pada anggapan bahwa ketika suatu zat padat larut dalam air, zat tersebut terurai menjadi partiket-partikel pembentuknya. Padatan molekuler terurai menjadi molekul-molekul dan padatan ionik menjadi ion- ion.
Misal pada sistem AgCl dalam air, sebelum AgCl ditambahkan dalam air, sistem ini menunjukkan daya hantar listrik yang lemah karena adanya ion-ion H3O+ dan OH- dari kesetimbangan ionisasi air. Ketika AgCl mulai larut, daya hantar listrik semakin besar dan mencapai nilai maksimum, keteika AgCl yang larut menacapi 0,002 g per liter. Ketika larutan mencapai batas ini, AgCl yang larut tidakmungkin bertambah, walaupun AgCl terus-menerus ditambahkan. Pada batas ini larutan telah mencapai keadaan setimbang atau jenuh.
AgCl(s)   Ag+(aq) + Cl- (aq)
Reaksi kearah kanan merupakan reaksi pelarutan dan reaksi ke arah kiri
merupakan reaksi pengendapan. Pada keadaan jenuh, rekasi kedua arah berlangsung dengan laju yag sama. Ada tiga kecenderungan yang mungkin terjadi apabila suatu garam dilarutkan dalam air pada suhu kamar, yaitu larut, sedikit larut, dan tidak larut.
2. Hubungan Kelarutan (s) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan(Ksp)
Oleh karena s dan Ksp sama-sama dihitung pada larutan jenuh, maka antara s dan Ksp ada hubungan yang sangat erat. Jadi, nilai Ksp ada keterkaitannya dengan nilai s. Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk larutan elektrolit Ax By dapat dinyatakan sebagai berikut.
AxBy(s) x Ay+ (aq) + y Bx- (aq) s xs ys
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y = (xs)x (ys)y
3. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan
Dalam larutan jenuh Ag2CrO4 terdapat kesetimbangan antara Ag2CrO4 padat
dengan ion Ag+ dan ion CrO4 2–.
Ag2CrO4(s) 2 Ag+(aq) + CrO4 2–(aq)
      Kimia Kelas XI SMA/MA
 80




















































































   88   89   90   91   92