Page 51 - Buku Ajar Kewirausahaan
P. 51
mereka menyesuaikan metode kerja mereka bila perlu dan mendorongnya
untuk tetap bekerja guna mencapai tujuan.
8. Teori Dua Faktor
Menurut Timpe (1985), inti dari teori dua factor ini adalah menegaskan bahwa
kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda
namun tidak saling berlawanan, dalam arti bahwa lawan dari kepuasan bekerja
bukanlah ketidak puasan bekerja tetapi lebih cenderung karena tidak adanya
kepuasan bekerja, dan lawan dari ketidakpuasan bekerja bukan kepuasan
bekerja tetapi karena tidak adanya ketidak puasan bekerja. Dengan mengikuti
pendekatan ini Herzberg mengidentifikasikan sekelompok faktor “higienis“
seperti kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, hubungan antar
pribadi, kehidupan pribadi, kondisi kerja, penggajian dan jaminan, dimana
faktor-faktor ini dianggap mendasar dan bilamana terjadi kekurangan maka
dapat menciptakan ketidakpuasan bekerja, tetapi dalam keadaan normal tidak
mampu memotivasi pegawai untuk bekerja lebih keras. Kemudian diidentifikasi
pula sekelompok faktor sebagai “motivator“ dimana tercakup pencapaian,
pengakuan atas pencapaian, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab dan
pertumbuhan atau kemajuan, faktor-faktor ini mampu menciptakan kepuasan
bekerja hanya saja harus ada factor higienis pada tingkat yang dapat diterima.
Akan lebih bermanfaat jika memandang faktor higienis dan motivator itu
terdapat dalam diri manajemen maupun pegawai yang terdapat dalam
semacam hubungan bayangan dalam kaca. Dengan kata lain terdapat faktor
yang menyebabkan manajer tidak puas dengan pegawai tetapi tidak akan
mengarah ke imbalan bagi manajer dalam bentuk kenaikan jasa atau
kedudukan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Begitu juga terdapat
faktor serupa seperti factor motivator Herzberg yang dapat menyebabkan
manajer memperoleh imbalan tetapi dengan prasyarat bahwa factor higienis
berada pada tingkat yang dapat diterima. Dari uraian tersebut tampak bahwa
faktor yang mendorong motivasi kerja dalam teori Herzberg adalah faktor
pemotivasi (motivation factors). Faktor ini sering juga disebut sebagai faktor
47