Page 8 - Buku Ajar Biokimia 2 (Metabolisme)
P. 8

      sitosol yang relatif rendah. Ketika kebutuhan energi meningkat, glukosa dapat dilepaskan dari polimer penyimpanan intraseluler ini dan digunakan untuk memproduksi energi (ATP) baik secara aerob maupun anaerob.
Glukosa tidak hanya bahan bakar yang sangat baik, tetapi juga merupakan prekursor yang sangat serbaguna, yang mampu memasok sejumlah besar zat antara metabolisme untuk reaksi biosintetik. Bakteri seperti Escherichia Coli dapat memperoleh kerangka karbon dari glukosa untuk setiap asam amino, nukleotida, koenzim, asam lemak, atau zat antara metabolisme lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pada hewan dan tumbuhan berpembuluh, glukosa memiliki empat jalur utama: 1) Glukosa dapat digunakan dalam sintesis polisakarida kompleks yang ditujukan untuk ruang ekstraseluler; 2) Disimpan dalam sel (sebagai polisakarida atau sebagai sukrosa); 3) Dioksidasi menjadi senyawa tiga karbon (piruvat) melalui glikolisis untuk menyediakan ATP dan zat antara metabolisme; 4) Dioksidasi melalui jalur pentosa fosfat (fosfoglukonat) menghasilkan ribosa 5-fosfat untuk sintesis asam nukleat dan NADPH untuk proses biosintesis reduktif. Organisme fotosintetik membuat glukosa dengan terlebih dahulu mereduksi CO2 atmosfer menjadi triosa, kemudian mengubah triosa menjadi glukosa. Sel nonfotosintetik membuat glukosa dari prekursor tiga dan empat karbon yang lebih sederhana melalui proses glukoneogenesis, secara efektif membalikkan glikolisis dalam jalur yang menggunakan banyak enzim glikolitik.
Gambar 1 Jalur utama pemanfaatan glukosa.
 6
   






























































































   6   7   8   9   10