Page 29 - BUKU AJAR ASAM NUKLEAT

nukleotida terbalik, relatif terhadap tulang punggung fosfat, dalam Z-DNA bila dibandingkan dengan A-DNA dan B-DNA.
3) Fungsi Biologi A-DNA
Heliks bentuk-A umum untuk hibrid DNA-RNA, serta untuk RNA untai ganda; selain itu, konformasi-A disukai dalam DNA tripleks. Transisi dari B-DNA ke A-DNA telah didalilkan terjadi selama transkripsi, di mana hibrid RNA-DNA akan lebih stabil dalam konformasi-A. A-DNA juga berperan dalam beberapa proses yang tidak melibatkan RNA. Sebagai contoh, pada bakteri yang bersporulasi, terdapat protein yang dapat mengikat DNA pada konformasi B dan menginduksi perubahan pada heliks A-DNA. Kejadian biologis umum lainnya dari sekuens yang dapat dengan mudah membentuk A-DNA adalah pada pengulangan terminal panjang (LTRs) dari elemen transposabel. Daerah ini sering mengandung peregangan purin yang mendukung konformasi A-DNA. Faktanya, urutan DNA yang digunakan untuk urutan struktur kristal A-DNA yang ditunjukkan pada Gambar 15b berasal dari LTR dari human immunodeficiency virus. Ada kemungkinan bahwa daerah-daerah ini terlibat dalam rekombinasi. Peregangan pendek purin yang cenderung membentuk konformasi A-DNA ada dalam genom dalam kelimpahan yang jauh lebih besar daripada yang diharapkan dari komposisi mononukleotida, mulai dari sekitar seperempat genom pada bakteri hingga mendekati setengah DNA dalam kromosom eukariotik.
4) Fungsi Biologi Z-DNA
Urutan yang dapat membentuk Z-DNA pada dasarnya tidak ditemukan pada Escherichia coli, namun mereka lebih banyak terdapat pada eukariota kompleks. Contoh penting dari hal ini adalah kompleks CpG, yang berpotensi membentuk Z- DNA, terutama ketika termetilasi. Dalam skenario yang rumit, protein yang bertanggung jawab untuk pengeditan mRNA diaktifkan saat mengikat Z-DNA kiri di hulu gen. Selain itu, Z-DNA juga diduga berperan sebagai penambah transkripsi, dan dalam diferensiasi terminal. Dalam beberapa genom eukariotik, 10% atau lebih genom berisi urutan yang mampu membentuk Z-DNA.
22