Page 138 - Buku Ajar Kimia Wirausaha Sapi
P. 138

 Cindi Karolin
Indonesia masih membutuhan banyak bibit sapi potong, hal ini dikarenakan bibit sapi potong merupakan salah satu faktor produksi yang menentukan dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung terpenuhinya kebutuhan daging terutama dalam mendukung swasembada daging sapi. Cara yang utama untuk meningkatkan keseimbangan penyediaan dan kebutuhan ternak sangat tergantung pada ketersediaan bibit yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan mutu dan penyediaan bibit yang memenuhi standar dalam jumlah yang cukup dan tersedia secara berkelanjutan serta harga terjangkau harus diupayakan secara terus menerus.
Potensi ternak sapi potong di Indonesia masih luar biasa, dan pangsa pasar dalam negeri pun sudah sangat terbuka. Namun, peternakan sapi potong masih dikelola secara tradisional, kualitas ternak yang kurang baik serta manajemen pemeliharaan ala kadarnya sehingga tidak mengherankan apabila sapi yang dipelihara memiliki pertambahan bobot harian yang sangat rendah. Disamping itu skala kepemilikan berkisar 2 – 3 ekor/ rumah tangga, kondisi ini jelas sangat merugikan peternak sendiri karena kurang mendapatkan hasil yang memuaskan. Agar dapat memberikan hasil yang optimal, peternak perlu memiliki pengetahuan yang cukup sebelum memelihara ternak sapinya. Banyak tahapan dan langkah yang harus diketahui peternak dan beberapa diantaranya adalah tentang: pemilihanlokasi, sarana dan prasarana, bibit, Metode Penggemukan dan perkandangan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut. Pemilihan lokasi. Kriteria yang harus dipenuhi adalah: a) Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR); b) Letak geografis. yang cocok dengan memperhatikan: Temperatur, Curah hujan, Arah angin, Kelembaban, dan Topografi.
Sarana dan Prasarana: a) Infrastuktur yang memadai (bangunan, transportasi, komunikasi, listrik); b) Air memenuhi baku mutu air sehat, dapat diminum oleh manusia dan ternak, tersedia sepanjang tahun.
Pemilihan Bibit. a)Syarat pembibitan: Sehat dan tidak cacat, Umur ≤ 1 tahun; b)Syarat pembesaran: Sehat dan tidak cacat, Umur ≤ 1 tahun, Perlu dipertimbangkan ternak kurus sehat (flusing); c) Syarat penggemukan: Sehat dan tidak cacat, Umur 1-2 tahun, Perlu dipertimbangkan ternak kurus sehat (flusing).
Metode Penggemukan. a)Padang pengembalaan (Pasture fattening). Pada metode ini, sapi berada di padang pengembalaan sepanjang hari. Sapi tersebut baru dimasukkan ke dalam kandang pada malam hari atau pada saat matahari bersinar terik. Sapi tidak mendapat pakan penguat artinya sapi hanya mendapat pakan hijauan yang ada di padang pengembalaan. Selain itu disarankan di sekitar padang juga ditanami leguminosa pohon, misalnya lamtoro dan gamal; b)Dry lot fattening (Pembatasan hijauan dan mengutamakan biji-bijian). Di sini sapi ditempatkan didalam kandang sepanjang waktu. Pakan hijauan dan konsentrat diberikan kepada sapi didalam kandang. Konsentrat merupakan porsi utama
Bahan Ajar Kimia Wirausaha Sapi | 135




























































































   136   137   138   139   140