Page 238 - Penelitian Pendidikan
P. 238

      prediksi (yaitu, studi prediksi). Studi korelasional biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang diyakini terkait dengan variabel utama yang kompleks, seperti prestasi. Variabel yang ditemukan tidak terlalu terkait dengan variabel kompleks dikeluarkan dari pemeriksaan lebih lanjut, sedangkan variabel yang sangat terkait dengan variabel kompleks dapat diperiksa dalam studi kausal-komparatif atau eksperimental untuk menentukan sifat hubungan.
Korelasi yang tinggi antara dua variabel tidak berarti bahwa yang satu menyebabkan yang lain. Misalnya, korelasi yang tinggi antara konsep diri dan prestasi tidak berarti bahwa prestasi menyebabkan konsep diri atau bahwa konsep diri menyebabkan prestasi. Namun, meskipun hubungan korelasional bukan hubungan sebab-akibat, keberadaan korelasi yang tinggi memungkinkan prediksi. Misalnya, nilai rata-rata sekolah menengah (IPK) dan IPK perguruan tinggi sangat terkait; siswa yang memiliki IPK tinggi di SMA cenderung memiliki IPK tinggi di perguruan tinggi, dan siswa yang memiliki IPK rendah di SMA cenderung memiliki IPK rendah di perguruan tinggi. Oleh karena itu, IPK SMA dapat dan digunakan oleh petugas penerimaan perguruan tinggi untuk memprediksi IPK perguruan tinggi. Jarang ada dua variabel yang berkorelasi sempurna atau tidak berkorelasi sempurna, tetapi banyak yang cukup terkait untuk memungkinkan prediksi yang berguna.
Selain itu, prosedur korelasional digunakan untuk menentukan berbagai jenis validitas dan reliabilitas. Misalnya, validitas bersamaan dapat melibatkan penentuan korelasi antara skor pada tes yang sedang dipelajari (misalnya, tes baru) dan skor pada beberapa tes atau kriteria lain yang ditetapkan (misalnya, nilai rata-rata), dan reliabilitas tes-tes ulang ditentukan dengan mengkorelasikan skor dari tes yang sama, diberikan lebih dari satu kali.
1) Proses Penelitian Korelasi i) Seleksi Masalah
Studi korelasional dapat dirancang baik untuk menentukan apakah dan
bagaimana seperangkat variabel terkait atau untuk menguji hipotesis mengenai
236
   



























































































   236   237   238   239   240