Page 240 - Penelitian Pendidikan
P. 240
iii) Desain dan Prosedur
Desain penelitian korelasional dasar tidak rumit: Skor untuk dua (atau lebih) variabel yang menarik diperoleh untuk setiap anggota sampel, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Hasilnya dinyatakan sebagai koefisien korelasi yang menunjukkan derajat hubungan antara kedua variabel. Beberapa studi menyelidiki lebih dari dua variabel, dan beberapa menggunakan prosedur statistik yang kompleks, tetapi desain dasarnya serupa di semua studi korelasional.
iv) Analisis Data dan Penafsiran
Ketika dua variabel dikorelasikan, hasilnya adalah koefisien korelasi, yang merupakan angka desimal mulai dari -1,00 hingga 1,00. Koefisien korelasi menunjukkan besar kecilnya dan arah hubungan antar variabel. Koefisien dekat 1,00 memiliki ukuran besar (yaitu, mewakili hubungan yang kuat) dan arah positif. Dengan kata lain, seseorang dengan skor tinggi pada salah satu variabel cenderung memiliki skor tinggi pada variabel lain, dan seseorang dengan skor rendah pada satu variabel cenderung memiliki skor rendah pada variabel lainnya. Jika koefisien mendekati 0,00, variabel tidak berhubungan, skor seseorang pada satu variabel tidak memberikan indikasi skor orang tersebut pada variabel lainnya. Koefisien dekat -1,00 memiliki ukuran besar (yaitu, adalah hubungan yang kuat) dan arah negatif atau terbalik. Dengan kata lain, seseorang dengan skor tinggi pada satu variabel cenderung memiliki skor rendah pada variabel lain. Perhatikan bahwa korelasi berukuran sama dengan tanda yang berlawanan (misalnya, 0,80 dan -0,80) mewakili kekuatan hubungan yang sama. Plus dan minus mewakili arah hubungan yang berbeda. Baik hubungan positif yang kuat maupun negatif yang kuat sama-sama berguna untuk membuat prediksi.
Tabel 13 menyajikan empat skor untuk masing-masing delapan siswa kelas 12: IQ, IPK, berat badan, dan kesalahan 20 item pada ujian akhir. Tabel tersebut menunjukkan bahwa IQ berhubungan tinggi dan positif dengan IPK (r - 0,95), tidak berhubungan dengan berat badan (r - 0,13), dan negatif, atau berbanding terbalik,
terkait dengan kesalahan (r – 0,89). Siswa dengan IQ yang lebih tinggi memiliki IPK
238