Page 249 - Penelitian Pendidikan
P. 249
Skor IQ aktual (yaitu, data kontinu) tidak dapat digunakan dalam menghitung koefisien korelasi menggunakan Spearman rho.
Meskipun Pearson r lebih tepat, dengan sejumlah kecil subjek (kurang dari 30) Spearman rho jauh lebih mudah untuk dihitung dan menghasilkan koefisien yang sangat dekat dengan yang akan diperoleh jika Pearson r telah dihitung. Namun, ketika sampelnya besar, proses peringkat menjadi lebih memakan waktu dan Spearman rho kehilangan keunggulannya dibandingkan Pearson r.
Sejumlah teknik korelasional lainnya lebih jarang ditemui tetapi harus digunakan bila sesuai (lihat Tabel 15). Sebuah koefisien phi digunakan ketika kedua variabel dinyatakan dalam dikotomi kategoris, seperti jenis kelamin (misalnya, pria atau wanita), afiliasi politik (misalnya, Demokrat atau Republik), status merokok (misalnya, perokok atau bukan perokok), atau status pendidikan (misalnya , tamatan SMA atau putus sekolah). Dikotomi ini dianggap “benar” karena seseorang adalah perempuan atau bukan, Demokrat, perokok, atau lulusan sekolah menengah. Kedua kategori biasanya diberi label 1 dan 0 atau 1 dan 2. Ingat bahwa untuk variabel nominal, 2 tidak berarti lebih dari sesuatu dari 1, dan 1 tidak berarti lebih dari sesuatu dari 0. Angka-angka menunjukkan berbeda kategori, bukan jumlah yang berbeda.
Teknik korelasional lainnya tepat ketika satu atau kedua variabel dinyatakan sebagai dikotomi buatan. Dikotomi buatan dibuat dengan mendefinisikan titik tengah secara operasional dan mengkategorikan subjek sebagai jatuh di atasnya atau di bawahnya. Misalnya, peserta dengan nilai tes 50 atau lebih tinggi dapat diklasifikasikan sebagai peserta yang berprestasi tinggi dan peserta dengan nilai lebih rendah dari 50 akan diklasifikasikan sebagai peserta yang berprestasi rendah. Klasifikasi artifisial seperti itu biasanya diterjemahkan ke dalam skor 1 dan 0. Dikotomi ini disebut "buatan" karena variabel yang ordinal, interval, atau rasio secara artifisial diubah menjadi variabel nominal.
247