Page 254 - Penelitian Pendidikan
P. 254

      kecenderungan prediksi menjadi kurang akurat untuk kelompok selain yang awalnya dikembangkan. Alasan penyusutan adalah bahwa temuan awal mungkin merupakan hasil dari hubungan kebetulan yang tidak akan ditemukan lagi dengan kelompok peserta lain. Dengan demikian, setiap hubungan prediktif harus tunduk pada validasi silang dengan setidaknya satu kelompok lain dan variabel yang tidak lagi ditemukan terkait dengan ukuran kriteria harus dihilangkan.
7) Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data dalam studi prediksi melibatkan korelasi setiap variabel prediktor dengan variabel kriteria. Ini diluar cakupan teks ini untuk membahas proses statistik secara rinci tetapi kami memberikan contoh bagaimana menafsirkan hasil studi prediksi tunggal yang mencakup variabel prediksi tunggal dan studi prediksi ganda yang mencakup lebih dari satu variabel prediksi. Dalam kedua kasus, analisis data didasarkan pada persamaan prediksi.
Untuk prediksi variabel tunggal, bentuk persamaan prediksinya adalah: Y = a + bX
dimana
Y = skor kriteria yang diprediksi untuk seorang individu
X = skor individu pada variabel prediktor
a = konstanta yang dihitung dari skor semua peserta
b = koefisien yang menunjukkan kontribusi variabel prediktor terhadap variabel
kriteria
Misalkan, misalnya, kita ingin memprediksi IPK mahasiswa menggunakan IPK SMA. Kita tahu bahwa rata-rata nilai siswa SMA adalah 3,0, koefisien b adalah 0,87, dan konstanta a adalah 0,15. Skor prediksi siswa akan dihitung sebagai berikut:
Y = 0,15 + 0,87(3,0) = 0,15 + 2,61
= 2,76 prediksi IPK perguruan tinggi
252
   




















































































   252   253   254   255   256