Page 285 - Penelitian Pendidikan
P. 285
Selama 2 bulan berikutnya, peserta yang sama dihukum secara fisik (dengan tamparan tangan, tamparan, dan sejenisnya) setiap kali mereka berperilaku tidak pantas, dan pada akhir 2 bulan perilaku sama baiknya dengan setelah 2 bulan modifikasi perilaku. Bisakah anda menyimpulkan bahwa modifikasi perilaku dan hukuman fisik sama-sama merupakan metode pengendalian perilaku yang efektif? Tentu saja tidak. Sebenarnya, tujuan dari modifikasi perilaku adalah untuk menghasilkan perilaku mempertahankan diri yaitu, perilaku yang berlanjut setelah intervensi langsung dihentikan. Perilaku baik yang ditunjukkan oleh para peserta pada akhir periode hukuman fisik bisa jadi karena efektivitas paparan sebelumnya terhadap modifikasi perilaku; Perilaku baik ini bisa ada meskipun, bukan karena, paparan hukuman fisik. Jika tidak mungkin untuk memilih desain di mana setiap kelompok hanya menerima satu perawatan, peneliti harus mencoba meminimalkan potensi gangguan multi-perawatan dengan memberikan waktu yang cukup untuk berlalu di antara perawatan dan dengan menyelidiki jenis variabel bebas yang berbeda. Gangguan multi-pengobatan juga dapat terjadi ketika peserta yang telah berpartisipasi dalam penelitian dipilih untuk dimasukkan dalam studi lain yang tampaknya tidak terkait. Jika populasi yang dapat diakses untuk suatu penelitian adalah populasi yang anggotanya cenderung telah berpartisipasi dalam penelitian lain (misalnya, jurusan psikologi), maka informasi tentang partisipasi sebelumnya harus dikumpulkan dan dievaluasi sebelum mata pelajaran dipilih untuk studi saat ini. Jika ada anggota populasi yang dapat diakses dihilangkan dari pertimbangan karena kegiatan penelitian sebelumnya, catatan harus dibuat dalam laporan penelitian.
iii) Selection–Treatment Interaction
Interaksi seleksi-pengobatan, ancaman lain terhadap validitas populasi, terjadi ketika temuan studi hanya berlaku untuk kelompok (nonrepresentatif) yang terlibat dan tidak mewakili efek pengobatan pada populasi yang diperluas. Interaksi ini terjadi ketika peserta studi pada satu tingkat variabel bereaksi secara berbeda terhadap suatu perlakuan daripada peserta potensial lainnya dalam populasi, pada tingkat lain, akan bereaksi. Misalnya, seorang peneliti dapat melakukan studi tentang efektivitas
283