Page 3 - Majalah PERHAPI Edisi 007 Juli-September 2021
P. 3

DARI REDAKSI


                                                         REFLEKSI HARI JADI PERTAMBANGAN KE-76:
                                                            MERAJUT CITA-CITA BERDIKARI ENERGI

                                                  epat pada September tahun ini, peringatan Hari Jadi Pertambangan Dan Ener-
                                                  gi memasuki usia yang ke-76. Napak tilas Kementerian ESDM dalam menga-
                                             Tyomi industri ekstraktif ini seusia dengan berdirinya Republik Indonesia.
                                                Sejarah pertambanan di Tanah Air dimulai dengan kegiatan pertambangan
                                             yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat lokal. Indonesia memiliki hasil
                                             bumi dan tambang yang cukup melimpah, mulai dari batu bara, minyak dan gas
                                             bumi, emas, nikel, tembaga, bauksit, intan dan sebagainya.
                                                Catatan sejarah di Indonesia, pertambangan berlangsung secara resmi dan masif
                                             pada era Pemerintah Belanda, melalui pembentukan Ereenigde Oostindische Com-
                                             pagnie alias VOC, pada tahun 1602. Mereka selain menjual rempah-rempah, juga
                 Oleh:                       melakukan perdagangan hasil pertambangan. Pada masa penjajahan Jepang (1942-
                 Rizal Kasli                 1945), “Dinas Pertambangan” yang didirikan Belanda itu, diambil alih oleh Jepang.
                 Ketua Umum PERHAPI             Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang bergulir pada tanggal 17 Agustus 1945,
                                             mengantarkan perubahan yang sangat besar di segala bidang, termasuk pertam-
                                             bangan. Pegawai pribumi yang semula bekerja di lembaga tambang besutan
                                             Belanda itu, ikut ambil langkah menduduki Dinas Pertambangan.
                                                Sekelompok pegawai muda itu dipelopori oleh AF Lasut, Raden Ali Tirtosoe-
                                             wirjo, Raden Soenoe Soemosoesastro, dan Sjamsoe M Bahroem. Hingga akhirnya
                                             sejarah baru dimulai, Dinas Pertambangan versi Belanda diubah menjadi Poesat
                                             Djawatan Tambang dan Geologi yang resmi berbendera Merah Putih.
                                                Selama perang kemerdekaan, Desember 1945-Desember 1949, kantor Poesat
                                             Djawatan berpindah-pindah demi alasan keamanan. Untuk mengembangkannya,
                                             Lasut bersama dengan Soenoe Soemosoesastro membuka Sekolah Pertambang-
                                             an-Geologi tingkat pertama, menengah dan tinggi.
                                                Lasut sebagai pemuda dengan sifat tegas, menolak bekerjasama dengan Be-
                                             landa. Saat Yogyakarta diinvasi oleh pasukan Belanda, Lasut diculik kemudian di-
                                             bunuh. Atas jasa-jasanya itu, Lasut dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan
                                             Nasional pada tanggal 20 Mei 1969.
                                             Semangat Berjuang Untuk Berdikari
                                                Keberanian Lesut mengguratkan pesan yang berarti bagi pertambangan In-
                                             donesia. Hingga hari ini, Indonesia mengantongi kekayaan pertambangan yang
                                             masih menjanjikan, yang harus dikelola secara bijaksana, dengan tujuan untuk
                                             memberikan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
                                                Untuk potensi sumber daya dan cadangan nikel dan timah misalnya, Indonesia
                                             bertengger di peringkat teratas dunia. Kemudian batubara dan bauksit, Indonesia
                                             menduduksi posisi keenam, dan disusul tembaga dengan peringkat ketujuh. Gene-
                                             rasi saat ini belum mampu sepenuhnya memanfaatkan kekaayaan tersebut sebagai
                                             modal pembangunan. Sebagian besar komoditas pertambangan Indonesia masih
                                             berorientasi ekspor.
                                                Meski sambal tertatih-tatih, namun Indonesia kini mulai melangkah. Di bidang
                                             batubara misalnya, mulai dikembangkan industri hilirisasi batubara menjadi pro -
                                                                         ,
                                             duk untuk  menyuplai industri kimia menggantikan minyak sebagai bahan baku
                                             utama elpiji yang kini masih mengandalkan impor Pemerintah dan sejumlah pela-
                                                                                   .
                                             ku usaha tengah berupaya membentuk cita-cita berdikari dalam urusan penye-
                                             diaan energi.
                                                Demikian juga dengan nikel, bauksit, tembaga, dan mineral utama lainnya, In-
                                             donesia tengah mengembangkan fasilitas pengolahan untuk mendukung industri
                                             kendaraan listrik berbasis baterai. Upaya pengembangan industri dalam negeri
                                             berbasis mineral dan batubara perlu disertai suatu pedoman yang tepat, terarah,
                                             dan menyeluruh dengan mem-perhatikan kondisi terkini serta kondisi ideal yang
                                             ingin dicapai di masa depan.
                                                Meskipun dalam pelaksanaannya, masih ditemui berbagai permasalahan dan
                                             tantangan, namun, Indonesia harus menatap ke depan. Upaya hilirisasi dan pe-
                                             ningkatan nilai tambah harus terus dikejar. Selamat Hari Jadi Pertambangan ke-76,
                                             Energi Tumbuh Energi Tangguh.


              MAJALAH INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERTAMBANGAN INDONESIA  Pemimpin Redaksi: Zainuddin JR Lubis   Editor: HidirTresnadi,AtepARofiq, Sidik Pramono
              PERH                    PI      Artistik: Handi Andrian   Iklan: Sekretariat   Pemasaran: Bidang Dana dan Usaha
                                              Distribusi: Kasijo&Sekretariat.
                                             Penerbit: PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia/Association of Indonesian
                                             Mining Professionals).  Alamat Redaksi : Komplek Crown Palace Blok D No. 9, Jln. Prof. Dr.
                                             Soepomo SH No. 231, Jakarta Selatan-12870. Telp .: (62-21) 83783766  FAX. : (62-21)
                                             83783765,  E-mail :sekretariat.perhapi@gmail.com



                                                                          MAJALAH PERHAPI   EDISI 07/JULI-SEPTEMBER 2021  3
   1   2   3   4   5   6   7   8