Page 6 - Harian Pagi Memo X Online
P. 6
Disparbudpora Jadi Sasaran Demo Mahasiswa
Kecam Pengelolaan Destinasi Wisata Semrawut
MEMO-X SUMENEP – Aksiturun jalan kembali dilakukan oleh kalangan aktivis
mahasiswa yang mengatasnamakan Gempar (Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlementer) Sumenep.
Kali ini sasaran langsung menohok pada instansi atau OPD yang menaungi bidang pengembangan pariwisata
yang dikemas dengan ‘Visit Sumenep Year 2018’.
Gempar yang dimotori Taufiqurrahman langsung menyerbu kantor Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemudan dan Olah Raga (Disparbudpora)
Sumenep pada selasa (06/03/2018). Poster bernada berbagai kecaman yang dibentangkan Gempar langsung dialamatkan pada Disparbupora.
Lantaran kinerja Disparbudpora semrawut dalam mengelola distinasi wisata.
Taufik, biasa disebut- dalam orasinya mengecam pengelolaan destinasi wisata yang semrawut. Diantaranya jika diukur dari faktor keberhasilan
juga tidak jelas kemajuannya seperti apa. Tak hanya itu, hingga saat ini mayoritas destinasi wisata di Sumenep belum memiliki Tanda Daftar Usaha
Pariwisata (TDUP).
“Objek wisata mana yang mau dikembangkan. Kalau memang ingin serius memajukan objek wisata, harusnya mulai dari planning, target
dan output dari gelaran pariwisata itu terukur dan jelas parameternya. Gak seperti sekarang, yang mau dimajukan apanya? Ini sudah masuk bulan
ketiga, tapi nyatanya belum ada prestasi yang membanggakan,” tukasnya.
Sambil membentangkan berbagai poster bernada kecaman, Gempar terus berorasi dengan protes yang terus dialamatkan pada Disparbudpora.
Bunyi poter itu antara lain “bubarkan objek wisata tak berijin”, “segera fasilitasi kebutuhan visit”, “wujudkan pariwisata berbasis warga” dan lain
sebagainya.
Taufik mengungkapkan selaku penanggung jawab pengelolaan destinasi wisata, Disparbudpora harus bertanggung jawab atas susksesnya
tahun kunjungan wisata. Sebab hingga saat ini jumlah wisatawan belum menunjukkan adanya lonjakan jumlah wisatawan.
“Sudah sangat mengkhawatirkan. Belum adanya lonjakan jumlah wisatawan bisa dikatakan program itu kurang menarik wisatawan. Kuncinya
wisatawan datang itu harus memuaskan akan pesona wisata yang kita suguhkan. Atau jangan jangan Disparbudpora tak didukung oleh OPD
lainnya?” Tanya Taufik heran.
Gempar menilai Disparbudpora cenderung hanya bermain wacana dan pinter berdialektika. Bukti nyata, hingga kini belum satu pun event
digelar yang benar-benar siap. Salah satunya, infrastruktur penunjang pariwisata. Mana yang saat ini benar-benar sudah siap, gak ada kan? Itu
dikuatkan dengan bukti tidak dikantonginya ijin TDUP.
Dituding Disparbud tak siap ngelola destinasi wisata, Kadisparbudpora diwakili Kabid Pariwisata Disparbud Sumenep Akmad Kholili justru
mengakui jika banyak destinasi wisata yang kondisinya mengkhawatirkan.
Untuk menyukseskan program Visit Sumenep Year 2018’, pihaknya mendorong kemajuan destinasi wisata.
Pihaknya telah melibatkan Pokdarwis (kelompok masyarakat sadar wisata) dalam memajukan pariwisata di Sumenep.
“Ya, kita dorong seluruh destinasi wisata melalui Pokdarwis dengan melakukan pembinaan,” tandasnya.
Kholili membenarkan jika memang faktanya mayoritas destinasi wisata tak mengantongi TDUP. Bahkan diperkirakan
mencapai 80 persen dari seluruh destinasi wisata yang belum ada TDUP nya. “Dari dulu TDUP disepelekan meski sebuah
keharusan. Sejak gaung Visit, kita ajak pelaku pariwisata untuk mengurusnya,” tukasnya. (edo)