Page 20 - Pendidikan-Agama-Kristen--Kelas-8
P. 20

semakin menurun karena usia lanjut. Akan tetapi, Simeon tetap berpengharapan.
                 Ia  tetap  teguh  meyakini  bahwa  ia  akan  melihat  Sang  Mesias  yang  ditunggu-
                 tunggu itu (Lukas 2: 26).
                    Pengharapan  Simeon  tidak  sia-sia.  Suatu  hari,  Roh  Kudus  menggerakkan
                 hatinya untuk datang ke Bait Suci. Di sana, ia bertemu dengan Maria dan Yusuf
                 yang  sedang  membawa  bayi Yesus.  Sebagaimana  aturan  dalam  hukum Taurat,
                 beberapa hari setelah dilahirkan, setiap bayi laki-laki harus dibawa ke Bait Suci
                 untuk diserahkan kepada Allah.
                    Begitu melihat bayi Yesus, Simeon segera menggendong-Nya. Sambil memuji
                 Allah ia pun berseru, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai
                 sejahtera, sesuai dengan f rman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang
                 dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang
                 yang  menjadi  penyataan  bagi  bangsa-bangsa  lain  dan  menjadi  kemuliaan  bagi
                 umat-Mu,  Israel”  (Lukas  2:29-32).  Pujian  ini  adalah  ungkapan  sukacita  Simeon
                 bahwa  ia  boleh  mengalami  bagaimana  janji  Allah  digenapi,  bukan  hanya  bagi
                 dirinya, tetapi juga bagi seluruh umat Israel.


                 C.    Pentingnya Memiliki Harapan

                    Dari Simeon kita belajar bahwa penting sekali untuk hidup berpengharapan,
                 tidak berputus asa, bahkan sebaliknya, berpegang teguh pada keyakinan akan
                 janji Allah. Pengharapan akan membuat kita mampu bertahan dalam situasi yang
                 sangat sulit sekalipun. Seseorang yang memiliki pengharapan akan selalu tabah
                 dan sabar. Sebab pengharapan akan memberi kita alasan untuk terus bergerak
                 maju, dan bukan diam terpaku sambil meratapi keadaan.
                    Pengharapan seumpama motor yang menggerakkan roda hidup kita melewati
                 jalanan terjal dan berliku. Itulah sebabnya, penulis Kitab Ibrani menggambarkan
                 pengharapan sebagai sauh (jangkar) yang kuat dan aman bagi jiwa. “Pengharapan
                 itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke
                 belakang tabir” (Ibrani 6:19). Sebuah kapal tanpa sauh akan mudah lepas terbawa
                 ombak. Begitu juga bila kita hidup tanpa pengharapan, akan sangat rapuh dan
                 mudah terbawa arus dunia yang menyeret.
                    Kisah Simeon adalah contoh, betapa pengharapan yang dipegang teguh tidak
                 akan sia-sia. Begitu juga kisah Monika, ibu dari Agustinus. Pengharapan mereka
                 menjadi kenyataan. Bayangkan kalau mereka berputus asa, menyerah, dan tidak
                 mau  bertekun  lagi.  Simeon  mungkin  tidak  akan  pernah  bertemu  bayi  Yesus
                 seumur  hidupnya.  Monika  juga  mungkin  tidak  akan  pernah  melihat  Agustinus
                 bertobat, apalagi menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah gereja.
                    Bila sekarang ini hidupmu sedang mengalami bermacam masalah dan kesulitan,
                 entah itu di rumah atau di sekolah, janganlah berputus asa. Tetaplah berpegang


                  12        Kelas VIII SMP
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25