Page 25 - Pendidikan-Agama-Kristen--Kelas-8
P. 25

merasa. Artinya, belum tentu orang tersebut betul-betul tidak mampu, mungkin ia
                    hanya merasa bahwa ia tidak mampu, padahal kemampuan untuk bertahan hidup
                    masih ada padanya.
                       Wujud  ketidakmampuan  bisa  beragam,  misalnya,  karena  tidak  mampu
                    membayar hutang, tidak mampu membeli makanan untuk anak, tidak mampu
                    membeli  obat  untuk  menyembuhkan  penyakit.    Kisah  pilu  pada  tahun  2003
                    terjadi pada Henriyanto yang memilih bunuh diri karena ibunya tidak sanggup
                    memberikan Rp. 2.500 untuk membayar kegiatan ekstra kurikuler.  Pada saat itu,
                    ia baru berumur 12 tahun, masih sangat muda untuk mengerti bahwa tidak bisa
                    membayar  kegiatan  ekstrakurikuler  tidaklah  berarti  harus  mengakhiri  hidup.
                    Untung niat ini tidak tercapai, walaupun ia sempat dalam perawatan intensif di
                    rumah sakit dan, mengalami cacat mental karena ketiadaan sementara aliran zat
                    asam ke otaknya akibat jerat kuat tali di lehernya.
                       Bunuh  diri  bisa  dilakukan    seseorang  yang    tidak  melihat  bahwa  hidupnya
                    berarti,  sehingga  ia  tidak  lagi  melihat  ada  gunanya  untuk  melanjutkan  hidup.
                    Apakah dapat dibenarkan, bila kita putus asa untuk melanjutkan kehidupan dan
                    memilih bunuh diri? Apakah memang kita berhak untuk mengakhiri hidup ini?
                    Padahal  bukan  kita  yang  memberikan  kehidupan,  dan  karena  itu  mengakhiri
                    kehidupan juga bukanlah hak kita.
                       Suatu pesan yang indah tentang bagaimana menghadapi hidup disampaikan
                    oleh Tuhan Yesus seperti yang diceritakan di dalam Injil Matius 6: 25-34. Mari kita
                    baca pesan Tuhan Yesus ini. “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir
                    akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
                    kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu
                    lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
                    Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
                    mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
                    sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu
                    yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
                    Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
                    yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu:
                    Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari
                    bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada
                    dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai
                    orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah
                    yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
                    pakai?  Semua  itu  dicari  bangsa-bangsa  yang  tidak  mengenal  Allah.  Akan  tetapi
                    Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah
                    dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan


                                                     Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti  17
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30