Page 87 - Pendidikan-Agama-Kristen--Kelas-8
P. 87
Semasa hidupnya di dunia, Tuhan Yesus adalah seorang pemimpin. Kemana
pun ia pergi, banyak orang mengikuti-Nya. Pertama-tama, banyak orang sakit
yang ingin disembuhkan oleh kuasa ajaib-Nya. Maka tersiarlah berita tentang Dia
di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya,
yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit
ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis,
dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan. (Matius 4: 24-25).
Selain itu, Tuhan Yesus juga mengajarkan bagaimana seharusnya menjalani
hidup agar mendapatkan makna terbaik. Bila kita membaca Matius 5 sampai 7,
seluruh pasal ini penuh berisi petunjuk dan pesan yang Tuhan Yesus sampaikan
melalui khotbah kepada para pendengar-Nya. Perlu kita pahami bahwa pada
zaman itu, bangsa Israel belum memiliki kitab Taurat dan kitab para nabi dalam
bentuk yang mudah dibaca apalagi dipahami. Jadi, apa yang Tuhan Yesus
sampaikan dalam kotbah-Nya itu merupakan penjelasan yang membuka mata
mereka tentang apa yang sebetulnya Allah ingin agar mereka lakukan dalam
hidup sehari-hari. Contohnya? Coba perhatikan Matius 6: 6 – 8 tentang bagaimana
seharusnya sikap kita dalam berdoa. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke
dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan
orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya
kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena
Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”
Dari pesan Tuhan Yesus ini, kita pelajari sedikitnya tiga hal:
1. Menaikkan doa bukanlah tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan
pujian dari orang lain, melainkan untuk membina hubungan pribadi
dengan Allah.
2. Isi doa kita adalah percakapan yang keluar dari hati kita, apa adanya, tidak
perlu panjang lebar.
3. Walaupun Allah Bapa mengetahui apa isi hati kita sebelum kita
mengucapkannya, namun Ia tetap menunggu sampai kita memintanya,
yang berarti bahwa kita menunjukkan kebergantungan kita kepada Allah
Sang Pemurah.
Bagi mereka yang ingin sungguh-sungguh hidup sesuai dengan apa yang Allah
perintahkan, mendengarkan khotbah Tuhan Yesus ini sungguh merupakan suatu
kesempatan indah untuk mendapatkan pegangan, apa yang harus dilakukan.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 79