Page 110 - 3 Curut Berkacu
P. 110

 92 3 Curut Berkacu
tidak peduli salah atau benar. Toh, selama dalam masa latihan Saka, ada banyak senior-senior yang sigap meluruskan dan membenarkan pendapat gue jika ternyata keliru. Ini adalah tahap pertamanya, gue hanya perlu membiasakan diri untuk berbicara. Tahap selanjutnya adalah gue harus terus menambah wawasan dan memperkaya diri dengan beragam informasi dan pengetahuan, agar di saat gue berbicara dan berpendapat tidak ‘kehabisan bahan’ atau ngomong hanya itu-itu saja. Bagi gue, ini sangat penting. Apalah artinya berbicara jika tanpa isi, sama saja dengan ngelantur gak jelas.
Gue merasa kemampuan berbicara gue ini semakin matang, itu menurut gue, meskipun gue juga merasa bahwa masih banyak yang perlu gue asah untuk membuatnya lebih matang. Ibarat bisul nih ya, kemampuan gue dalam berbicara mulai mengkal dan gede, ada warna kemerahan dan mata bisulnya mulai muncul, hehehehe.
Lu pernah ngerasain bisulan, kan? Gue pernah, cuy! Saat kecil dulu, bukan hanya satu, tapi bisa sampe beberapa yang nonjol di bagian tubuh gue, persis seperti banyak jalanan di negara kita, jalan mulus di beberapa meter terus ada ‘gajlukan’ yang menghadang, anggap aja itu adalah bisul-bisul jalanan.
Pengalaman bisulan itu tidak akan pernah terlupakan. Bagaimana tidak, bisul ini muncul di atas mata kiri dan pantat kanan gue. Lagian kok di pantat segala, mungkin dia anak buah dari bisul yang di atas. Mereka berbagi tugas, yang satunya jaga di atas dan yang kedua jagain bagian bawah, hahaha. Perkembangan kedua bisul ini sama juga dengan pertambahan rasa sakit yang gue






























































































   108   109   110   111   112